Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kokohkan Iman Dengan "Talqiyan Fikriyan"


Oleh : Diana Ummu Nusaibah (Pemerhati Sosial, tinggal di Bogor)

SOEARA-PELADJAR.COM - Sobat, tentu masih ingat bukan, dengan Masjid di Aceh yang kokoh walau diterjang badai. Aih, badai? Badai Tsunami maksudnya 😅. Sanking begitu hebatnya, ahli geologi sampai menyebutnya 'gempa monster' dengan gunungan ombak bertubi-tubi. MasyaAllah 😱. Eh, tapi ada tempat peribadatan yang lokasinya ga berjauhan dengan TKP tsunami dan masih awet sampai sekarang. Ialah Masjid Baiturrahman.

Seandai kita mau berfikir. Bencana hebat yang menewaskan 230 ribuan orang, meluluhlantakan bangunan, menyeret paksa benda dan makhluk di hadapan. Tapi mengapa, ia (Masjid Baiturrahman) masih kokoh di tempatnya tanpa bergeser barang selangkah? Nah, itulah kuasa-Nya. Seolah Allah ingin tunjukan ke Maha Besaran-Nya, bukti nyata bahwa Allah itu ada. Allahu Akbar! 😍

Sob, jadi untuk meraih iman sekokoh karang di tengah lautan. Sekokoh Masjid Baiturrahman. Kita butuh 'melek' memikirkan penciptaan. Berfikir secara menyeluruh. Tentang manusia, kehidupan dan alam semesta. Serta hubungan antara ketiganya. Sederhananya, cara membangun iman dengan berfikir. Wah, sesederhana itu kah? Ya, begitulah yang Nabi dan Rasul contohkan. Layaknya, Nabi Ibrahim yang siang malam, mencari Tuhan dengan berfikir.

Sob, berfikir adalah senjata andalan kita. Nah, agar senjata itu mampu di gunakan secara optimal. Maka, yuk mari kita kenalan dulu dengan komponen-komponen yang di butuhkan di dalam proses berfikir. Dan semuanya itu jumlahnya ada 4 sob, yuk catet! ✍ 

1. Harus ada fakta

Tentu beda ya, antara fakta dengan khayalan semata. Sobat inget ga, semasa kecil punya super hero yang di idolakan. Ya kan? Hayo, ngaku... Ada superman, manusia yang jago terbang dan super kuat dengan otot yang kekar. Ada lagi spiderman, lelaki yang kena cairan laba-laba jadi bisa nemplok dimana-mana, pakai jaringnya. Dan bejibun super hero lainnya. Nah, itu namanya khayalan semata. Mana ada orang yang bisa terbang tanpa bantuan alat, nemplok kaya cicak di dinding dan atap rumah kita.

2. Panca Indera

Memang Allah tidak bisa kita lihat, dengar, dan sentuh. Apalagi di rasa. Tapi, yakinlah Allah itu ada. Caranya? Dengan memikirkan ciptaan-Nya. Jadi, untuk meyakini sesuatu ga mesti harus lihat dulu. Hayo, memang angin bisa di lihat, di dengar dan di sentuh 😂. Tapi kita tau ada angin, dengan melihat dedaunan di pohon yang melambai kesana kemari.

3. Otak

Pastinya kita sepakan ya, kalau berfikir pastinya butuh otak. Eits, kalau hanya otak, ikan juga punya. Enak lagi, upss... Nah, terus apa bedanya? Yang membedakan manusia dengan hewan adanya akal. Otak menjadi pusat pemrosesan segala informasi yang ditangkap fakta dan panca indera.

4. Informasi Terdahulu

Allah SWT berfirman:

وَعَلَّمَ  اٰدَمَ الْاَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـئُوْنِيْ  بِاَسْمَآءِ هٰٓؤُلَآءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

Sob, tanpa informasi sebelumnya, kita tak bisa berfikir. Maksudnya? Misalnya, kita disuruh membaca tulisan hiragana satu lembar A4 saja. Huaa, baca satu hurufnya aja belum tentu faham maknanya. Beda, kalau kita disuruh baca bismillah. Walau gundul sekalipun. Ya, gundul tanpa harakat fathah, kasrah, dhomah, dan teman-temannya.

Nah, semua itu adalah komponen berfikir. Jadi sebenarnya berfikir adalah aktivitas akal. Proses mencerap fakta menggunakan indera, lalu oleh saraf dikirimkan ke otak untuk dihubungkan dengan berbagai informasi terdahulu yang tersimpan.

Jadi, kokoh atau rapuhnya keimanan, tergantung dari kualitas berfikir yang kita gunakan. Semakin baik, maka semakin teguh imannya. Tapi kalau dangkal cara berfikirnya, ya tentu imannya mudah terseok-seok dan rapuh di tengah jalan.

Kokohkan iman dengan 'talqiyan fikriyan'. Sebuah proses berfikir yang membekas dan memberikan pengaruh terhadap perasaanya, sehingga terwujud semangat yang berkobar-kobar untuk mengamalkan dan berubah. Setelah kokoh iman sertailah dengan giatnya mencari pengetahuan. Usai mengetahui hukum suatu perbuatan, langsung dilaksanakan. Oke. Yuk, sobat bebenah diri. Kokohkan iman dan amalkan pengetahuan. Wallahu a'lam. (sp)

Posting Komentar untuk "Kokohkan Iman Dengan "Talqiyan Fikriyan""