D'economist Problem
Oleh: Wafi Mu'tashimah (Siswi SMAIT Kyai Sekar Al Amri Probolinggo)
Kemiskinan, pengangguran, kelaparan, sudah lama menjangkit negeri dengan seribu kekayaan ini.
Dikutip dari laman ID.Today, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa 5,01% penduduk Indonesia produktif menganggur. Ini adalah angka terendah dalam sejarah. Padahal Indonesia beberapa waktu yang akan mendatang akan menghadapi periode krusial bonus demografi.
Ini masih dalam masalah pengangguran. Dalam masalah kelaparan, Indonesia berada dalam urutan ke-65 diantara 113 negara dengan Index Keamanan Pangan Global (GFSI), yang ditulis Economist Intelektual Unit (the economist 2020). Economist Develoment Bank (ADM) juga melaporkan, 22 juta orang Indonesia masih menderita kelaparan. (CNN Indonesia)
Ditulis pula dari CNBC Indonesia, perekonomian Indonesia lamban, mulai triwulan l-lll 2019. Ekonomi Indonesia pada triwulan Ill lebih rendah yaitu 5,02% dari triwulan l yaitu 5,05%. Indonesia juga dinyatakan berdasarkan survei proyeksi misery index 2015, berada dalam kategori 15 negara yang diproyeksikan paling sengsara dalam perekonomiannya.
Rezeki dan distribusi
Dalam hal ini. Allah swt. berfirman:
"Allah-lah yang menciptakan kalian, kemudian memberikan rezeki. (TQS. Ar-Rum [30]:40)
Dalam ayat lain:
"Dan tidak satupun makhluq bergerak (bernyawa) dibumi, melainkan Allah jamin semua rezekinya (Had [11]:5).
Allah telah menjamin semua rezeki hambanya. Tidak akan pernah tertukar. Karena semuanya telah tertulis dilauh mahfudz. Karena tidak akan meninggal seorang hamba sebelum genap rezekinya. Allah telah menjamin rezeki setiap manusia, tapi kenapa masih ada kemiskinan, pengangguran, kelaparan dan yang lainnya? Apakah seluruh kekayaan alam didunia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia diseluruh bumi ini?
Allah menciptakan manusia, pasti juga dengan jumlah rezeki yang mencukupi. Tapi yang menjadi masalah adalah dalam pendistribusian rezeki (kekayaan alam) tersebut.
Dalam sistem kapitalisme, kekayaan alam boleh dimiliki swasta. Mereka tidak melirik kepada rakyat, kekayaan alam yang ada hanya mengalir ke segelintir orang, atau lebih tepatnya kepada para elit kekuasaan. Kenapa? Karena sistem ini menggunakan sistem rimba, "siapa kuat dia menang". Sistem ekonomi kapitalisme yang kini diterapkan Indonesia, tidak mampu mendistribusikan kekayaan alam yang ada secara adil dan merata. Kekayaan alam hanya berputar pada sebagian elit kalangan.
Hanya islamlah yang mendistribusikan kekayaan alam secara rata, sesuai dengan kebutuhan setiap individu yang berbeda-beda. Tidak seperti sistem kapitalis, yang hanya pada segelintir orang, dan tidak pula seperti sistem sosialis yang menyamaratakan semuanya, tanpa melihat kebutuhan perorangan yang berbeda satu sama lain.
Islam menyelesaikan masalah-masalah seperti kemiskinan, kelaparan dan masalah ekonomi lainnya dengan beberapa cara, diantaranya:
Pertama, Menjamin kebutuhan primer setiap warga negara.
Dalam islam, semua kebutuhan primer setiap warga dijamin oleh negara. Karena terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer tersebut, menjadi penentu miskin atau tidaknya seseorang. Untuk menjamin kebituhan primer ini, islam memiliki beberapa cara:
1) mewajibkan setiap kepala negara untuk bekerja. Dalam islam bekerja itu sunnah. Memang rezeki setiap orang dibumi ini telah tertulis dilauh mahfudz. Tetapi salah satu wasilah untuk menjemputnya adalah dengan bekerja.
2) Kewajiban negara menyediakan lapangan pekerjaan. Saat seseorang telah mau bekerja dan memahami kewajibannya untuk menafkahi keluarga, tapi jika tidak ada lapangan pekerjaan yang memadai, maka yang terjadi adalah pengangguran.
3) Kewajiban kerabat dekat untuk membantu saudaranya. Rasulullah SAW. bersabda, " jika seseorang diantara kalian fakir, maka hendaklah ia memulai (nafkah) untuk dirinya sendiri; jika ia memiliki kelebihan, hendaknya ia memberikannya kepada keluarganya; dan jika masih memiliki kelebihan, hendaknya ia memberikan kepada kerabat" (Hr. Abu Daud, An Nasa'i, Ahmad)
4) Mewajibkan negara dan kaum muslim untuk membantu rakyat miskin. Jika seseorang tidak mampu, lalu kerabat dekat juga tidak mampu untuk menanggung, maka kewajiban negara menanggung melalui harta yang diambil melalui baitul mal. Jika baitul mal sedang kosong, maka kewajiban negara untuk memungut zakat, lalu jika masih belum cukup maka dismail pajak dari kaum muslim untuk menanggung rakyat miskin tersebut. Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang menjadi penduduk suatu daerah, lalu diantara mereka terdapat seseorang yang kelaparan, maka perlindungan Allah terlepas dari mereka (Hr. Ahmad).
Kedua, pengaturan kepemilikan.
Menurut Taqiyuddin An-Nabhani dalam buku ' Nidzam Al-iqtishodi', dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
Allah telah menetapkan ada 3 jenis kepemilikan, yaitu:
a) Kepemilikan individu. Kepemilikan individu adalah izin Allah kepada individu untuk memanfaatkan sesuatu dengan cara yang halal. Yang termasuk kepemilikan individu adalah semua barang yang tidak termasuk kepemilikan umum dan negara.
b) Kepemilikan umum. Rasulullah SAW. bersabda."kaum muslim itu berserikat dalam 3 hal 'air, api, dan padang gembala" (Hr. Muslim). Kepemilikan umum adalah seluruh bahan tambang yang depositmya banyak, hutan, tempat-tempat umum dsb. Kepemilikan umum ini dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan untuk kemaslahatan kaum muslimin. Seperti untuk jaminan pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Sayangnya, saat ini kekayaan alam di Indonesia yang begitu melimpah telah dikuasai asing selama bertahun-tahun. Menurut Dr. Ing Fahmi Amhar, jika kekayaan alam ini dikelola negara secara total, negara akan mendapatkan dana sekitar 1,764 triliyun.
c) Kepemilikan negara. Kepemilikan negara ini, sebagai sumber pemasukan negara agar dapat menjalani fungsinya sebagai pengatur urusan rakyat. Contoh: ghanimah, jizyah, tanah yang ditelantarkan (tidak ditanami lebih dari 3 tahun), dll.
Dalam hal kepemilikan ini, islam juga melarang kaum muslim untuk melakukan hal-hal yang bersifat riba, kanzul mal, bersifat kikir dll. Hal ini agar hartal itu beredar ditengah-tengah masyarakat, tidak hanya beredar disejumlah elit masyarakat saja.
Kegemilangan peradaban islam
Rasulullah SAW. Bersabda: "seorang imam (kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya." (Hr. Bukhori).
Dalam masa islam dulu, para kepala negara faham betul tugas dan kewajibannya sebagai 'riayah su'unil ummah' (pengatur urusan umat). Umat didahulukan sebelum urusan pribadinya.
Bukti-bukti islam dapat menyelesaikan seluruh problem ekonomi, dapat kita lihat sepanjang sejarah islam. Bagaimana khalifah Umat Bin Khattab mampu menuntaskan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan yang tiada tara diseluruh penjuru negeri hanya dalam waktu 10 tahun. Lalu bagaimana saat masa Khalifah Umat Bin Abdul Aziz, yang pada masanya, sampai-sampai saat domba dan serigala berjalan bersama, serigala tidak akan memakan domba.
Lalu apakah kita tidak rindu dengan keadaan seperti ini? Saat tidak lagi ada kelaparan. Tidak ada lagi kemiskinan, ekonomi merata, dan kekayaan alam tidak hanya dinikmati sebagian kecil masyarakat.
Kita harus ingat, kabar gembira dari Rasulullah SAW. bahwa diakhir zaman kelak, akan berdiri kembali khilafah 'alamin hajji nubuwwah, yang akan merealisasikan janji Allah SWT. melalui salah satu hadits nabi: "Akan ada pada akhir umatku, seorang khalifah yang memberikan harta secara berlimpah dan tidak terhitung banyaknyal (Hr. Muslim). Wallahu A'lam bishowab. (reper/az)
Posting Komentar untuk "D'economist Problem"