Menyambut Sang Penakluk Roma
Oleh: Nazwar Syarif
Pada tanggal 20 Jumadil Ula 1441 H (15 Januari 2020 M) bertepatan pada peringatan 567 tahun penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih panglima terbaik pada masa itu. Umat Islam se Nusantara dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote ikut memperingatinya.
Penaklukan konstantinopel adalah bisyarah (kabar gembira) dari baginda Muhammad Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sesuai dengan hadits dari Abu Qobil, ia berkata: “Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Ash dan beliau ditanya tentang mana kota yang dibuka terlebih dahulu, apakah Konstantinopel ataukah Romawi? Maka beliau meminta untuk diambilkan sebuah kotak, lalu beliau mengeluarkan sebuah kitab lalu berkata: ‘Berkata Abdullah bin Mas’ud: Tatkala kami bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya: Manakah kota yang terlebih dahulu dibuka, apakah Konstantinopel ataukah Romawi?’. Maka beliau menjawab: ‘Yang dibuka terlebih dahulu adalah kota Heraklius’. Yaitu Konstantinopel“.
Lalu setelah bisyarah tersebut disabdakan banyak kaum muslimin yang ingin mewujudkannya tapi Allah belum mengizinkannya sehingga banyak yang syahid dan gagal ditaklukkan. Setelah 8 abad berlalu lalu lahirlah Muhammad al-Fatih pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.
Muhammad Al-Fatih kecil dibesarkan oleh ayahnya dengan penuh perhatian yang besar agar kelak menjadi seorang pemimpin yang tangguh. Perhatian tersebut
terlihat dari Muhammad Al-Fatih kecil yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 juz, mempelajari banyak hadis, memahami ilmu fiqih, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad Al-Fatih juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad Al-Fatih sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!
Setelah usianya beranjak dewasa Muhammad Al-Fatih diangkat menjadi Sultan, dan dengan jerih payah, keteguhan, keikhlasan dan semangat serta keyakinan yang kuat akhirnya Konstantinopel ditaklukkan. Maka janji Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang pertama telah terwujud.
Belum genap 21 tahun Muhammad Al-Fatih telah berhasil merealisasikan bisyaroh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, itu merupakan hadiah dan puncak dari masa muda yang gemilang. Allah mengabulkan impian umat Islam tersebut melalui kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih.
Tinggal bisyaroh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang kedua yang masih belum terwujud yaitu penaklukan kota Roma, Roma akan takluk setelah sebuah institusi negara yaitu Khilafah tegak.Karena pemimpin yang menerapkan syariah Islam secara kaffah mampu melindungi umat Islam diseluruh dunia.
Maka marilah kita lahirkan generasi-generasi penerus Muhammad Al-Fatih yang akan mewujudkan kemuliaan dan kejayaan Islam. Tidak ada yang pernah menduga bahwa penakluk Roma kelak adalah generasi kita, atau anak cucu keturunan kita. Tetapi mari kita semua bersatu dan mengukir harapan itu dan melakukan semua persiapan itu untuk melahirkan Sang Penakluk Roma.
ALLAHU AKBAR️✊✊✊ (reper/oky)
Posting Komentar untuk "Menyambut Sang Penakluk Roma"