Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manusia Cerdas, Manusia yang Mengingat dan Siap Menghadapi Mati


 Oleh : Nina Iryani S.Pd


Manusia berproses dari alam rahim, alam kehidupan menuju alam kematian. Semuanya melalui proses tersebut, apapun yang dilakukan pun oleh manusia tentu akan dihisab.


Banyak manusia meninggal tanpa sakit, ada pula yang sakit bertahun-tahun hingga sampai pada kematian. Tak ada satu pun jiwa yang bernyawa kekal hidup selamanya. Hanya Allah saja lah Yang Maha Hidup.


Dunia yang begitu melenakan ini semu, kepiluan dan kesulitan hidup pun tidak selamanya terjadi. Semuanya sesaat, yang kekal nanti adalah akhirat. 


Kapitalisme telah sukses menjadikan hidup seolah permainan dan kesenangan bagi pemilik modal, elit politik dan penguasa untuk menumpuk harta dunia, ketenaran dan pujian manusia yang semu. Orang-orang dengan bergunung harta menjadi  enggan mati, karena dunia baginya terlalu indah. 


Bagi orang-orang yang pilu tertindas sistem kapitalisme ini, seolah hanya bisa pasrah dengan keadaan dimana pengangguran melambung tinggi, inflasi terus menanjak, harga-harga sembako dan bahan pangan terus  meninggi, tarif pajak semakin mencekik, bencana banjir, longsor, angin tornado melanda. Belum lagi kesulitan-kesulitan lain yang seolah solusi yang ada hanya sesaat dan sedikit berupa bantuan tunai dan non tunai, itu pun tidak semuanya mendapatkan dan tepat sasaran. 


Ada yang sangat bingung dengan sistem kapitalisme yang super rusak menyebabkan orang putus asa ditunjang dengan lemahnya iman, ditambah tuntutan hidup, himpitan dan beban kebutuhan yang memusingkan hingga nekad mengakhiri hidup. 


Sistem kapitalisme ini sudah sejak lama rusak, kita mati atau hidup pun selama sistem ini masih ada tentu kerusakannya akan terus terasa. 


Apa yang harus dilakukan agar termasuk orang yang mempersiapkan kematian dengan baik?

Maka, setidaknya ada 3 hal yang dapat dilakukan yaitu :

1. Perbaiki diri dengan sabar yang luas dan ilmu bermanfaat.

2. Usaha maksimal hadapi setiap ujian hidup berpasrah pada Allah.

3. Luangkan waktu untuk berdakwah menjadi anshorulloh bersama pribadi kuat, keluarga pecinta surga dunia akhirat, masyarakat sadar Islam, perjuangkan hingga Islam tegak seperti masa Rasulullah SAW.


Gunakan masa-masa kita di dunia ini untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, lakukan semua karena Allah, Islam akan bangkit seperti janji Allah dan semoga kematian kita pun dalam keadaan husnul khatimah.


Rasulullah SAW bersabda:


"Orang yang paling banyak dalam mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Merekalah yang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat." 

(H.R At-Tirmidzi).


Allah SWT berfirman:


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." 

(TQS. Al-Ankabut ayat 57).


Allah SWT berfirman juga:


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." 

(TQS. Al-Anbiya ayat 35).


Demikianlah perjuangan hidup yang harus ditempuh dalam berproses hingga Allah memanggil. Semoga kita semua dipanggil Allah kelak dalam keadaan husnul khatimah aaamiin ya rabbal 'alamiin. Hidup karena dihidupkan Allah, berjuang tegakkan agama Allah buang jauh-jauh sistem kapitalisme. Mati menghadap Allah membawa hujjah. 


Wallahu'alam bissawab. []

Posting Komentar untuk "Manusia Cerdas, Manusia yang Mengingat dan Siap Menghadapi Mati"