Nasib Seorang Ibu
Oleh: Wahyuni In
Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu begitulah sabda Nabi Muhammad Saw. Subhanallah, betapa mulianya kedudukan seorang ibu di dalam Islam. Apalagi di dalam hadits yang lain disebutkan juga bahwa suatu ketika ada yang bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" Rasulullah Saw menjawab, "ibumu" Dan laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” Rasulullah kembali menjawab “Ibumu.” Lalu orang itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah pun kembali menjawab “Ibumu.” Dan orang itu kembali bertanya untuk yang keempat kalinya, “Kemudian siapa?” lalu Rasulullah menjawab, “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kalo di jaman jahiliyah perempuan sangat dihinakan. Gimana enggak hina, baru lahir ketahuan perempuan langsung dikubur hidup-hidup. Baru lahir aja udah bernasib kayak gitu. Ih, ngeri! Makanya, saat Islam datang derajat seorang perempuan diangkat ke posisi yang mulia. Sebagaimana pada hadits diatas. Bahkan, sampai tiga kali Rasulullah memerintahkan kita agar berbakti dan berbuat baik terlebih dahulu kepada seorang perempuan (ibu), baru kemudian kepada laki-laki (ayah).
Tapi, sayangnya saat Islam tak lagi jadi pedoman, saat agama tak lagi jadi pegangan. Faktanya saat ini, kondisi perempuan sangat miris dan memprihatinkan. Sudah berapa kali kita lihat dan dengarkan bersama kok ya ada seorang ibu yang tega-teganya membunuh anaknya. Motifnya pun bermacam-macam, ada karna faktor ekonomi, pergaulan, stress dsb. Contohnya seperti ibu asal Blora ini, tega sekali dia membunuh darah dagingnya sendiri (https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/06/178124/ibu-bunuh-bayinya-yang-baru-dilahirkan-ditetapkan-jadi-tersangka). Apa salah si dedek bayi coba? Hingga ibunya sendiri tega membunuhnya. Kalopun dia malu atas aib yang diperbuatnya. Kok ya sampai hati, tega membunuh darah dagingnya sendiri. Astaghfirullah...
Hidup dijaman serba bebas saat ini memang membuat edan. Semua individu yang hidup bagaikan hewan liar yang siap menerkam mangsanya. Aturan agama diabaikan, syariat Islam dipinggirkan.
Secara fitrah, seorang ibu akan memberikan kasih sayang, melindungi dan menjaga buah hatinya. Bahkan, ia rela mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan anaknya. Tapi, dijaman sekarang banyak naluri keibuan menjadi hilang. Sistem kehidupan yang ada memaksa ibu-ibu berjuang mengais rupiah sebagai mesin penghasil uang. Tak jarang karena aktifitas diluar fitrahnya tersebut, membuat sebagian dari mereka tersesat dan salah jalan. Maka tak heran sering sekali kita jumpai ibu-ibu yang tega terhadap darah dagingnya sendiri.
Ibu sebagai ummu wa rabbatul bait, yang begitu dimuliakan di dalam Islam. Kini seolah telah menjelma menjadi semacam monster yang begitu menakutkan bagi putra-putrinya. Sebab sistem kehidupan yang main kacau ini telah merubah mereka menjadi pribadi-pribadi baru yang menakutkan.
Tidakkah kita peduli dengan nasib para ibu saat ini? Kasihan mereka, harus menanggung beban yang begitu berat. Duh Gusti, jangan biarkan kehidupan seperti ini terus berlanjut. Kami ingin terus berbakti kepada ibu kami. Ingin ke surgaMu bersamanya. Istiqomahkanlah kami dalam ketaatan dan kesabaran di jalanMu. Aamiin (reper/az)
Posting Komentar untuk "Nasib Seorang Ibu"