Belajar dari Kematian
Oleh: Mochamad Efendi
Bukan sakit, kecelakaan dahsyat atau usia lanjut menjadi penyebab datangnya kematian yang pasti akan menghampiri siapa saja yang hidup. Baru kemarin bertemu dan bertegur sapa, tiba-tiba mendengar berita duka bahwa dia sudah meninggal dunia, pergi untuk selama-lamanya dan tidak akan kembali. Tanpa firasat apapun kecelakaan dasyat terjadi pada satu keluarga semua masih hidup kecuali suami tercinta dan ayah dari anak-anaknya. Bayi yang baru beberapa hari dilahirkan dan sempat menghirup udara kehidupan dinyatakan meninggal dunia tanpa ada penyebab yang jelas. Sementara orang yang lanjut usia dan hanya bisa berbaring di ranjang karena sakit masih tetap bertahan hidup. Kematian disebabkan ajal yang sudah datang dan itulah takdir yang sudah ditetapkan pada setiap insan, rezeki, lahir dan mati seseorang.
Kematian bukan pilihan dan pasti akan datang pada siapa saja ketika waktu ajalnya tiba. Tidak ada yang bisa menghindar dari kematian meskipun dalam puncak kekuasaan dengan pengawalan ketat dan bahkan sembunyi di benteng yang kokoh. Kematian akan tetap menghampiri.
Tidak perlu menantang kematian, tapi jangan pula ditakuti karena pasti akan datang menghampiri dimanapun kita bersembunyi. Jangan lari dari kematian, tapi siapkan kematian yang indah dengan jejak kebaikan yang tercipta selama kita hidup di dunia.
Saat ajal datang semoga kita siap dengan amalan terbaik kita yang akan menjadi teman sejati setelah mati. Harta melimpah dan jabatan tidak dibawa mati. Begitu pula teman, sanak saudara dan keluarga terdekat tidak lagi mau menemani saat tubuh terbujur kaku tak bernyawa dikubur di perut bumi.
Sungguh celaka mereka yang lupa diri dan sedang berbuat maksiat tiba-tiba kematian datang menjemput. Saat joget riang gembira di panggung hiburan tiba-tiba terjatuh dan meninggal. Sudah banyak artist yang dipuncak popularitas satu persatu meninggal tanpa mereka sadari.
Ingatlah bahwa kematian sudah dekat karena di dunia hanya sementara. Kita harus siapkan kehidupan akhirat yang kekal untuk selama-lamanya. Sebaik-baik atau seburuk-buruk tempat kembali tempat kita berpulang nanti tergantung dari amalan yang kita tanam selama hidup di dunia.
Semoga kita meninggal dalam kondisi sedang melakukan kebaikan dan beribadah pada Sang Pemilik Hidup. Meninggal dengan wajah yang sedang tersenyum karena melihat surgaNya. Meninggal Khusnul khotimah menjadi harapan semua orang. Do'a anak-anak Sholeh/Sholihah yang terus dipanjatkan dan amalan jariyah yang terus mengalir ke pundi-pundi pahala kita yang menjadi penerang jalan kita menuju tempat kembali setelah mati. []
Posting Komentar untuk "Belajar dari Kematian"