Dilema Antara Cinta dan Agama
Oleh: Intan Nur Aini
Assalamu'alaikum bestie.
Akhir akhir ini lagi trending tentang cinta terlarang eh nikah beda agama maksudnya hihihi. Gara gara pemerintah Negeri (PN) Surabaya mengesahkan atau mengizinkan nikah beda agama. Kalo kita cermati sudah banyak yang mengekspos nikah beda agama. Contohnya flim series, Caption "seamin tapi tak seiman", trend lagu kekinian
Aku untuk kamu, Kamu untuk aku
Namun semua, apa mungkin, Iman kita yang berbeda?
Tuhan memang satu, Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi, Meski cinta takkan bisa pergi?
Eh malah nyanyi, pasti bestie bestie udah pada hafal kan. Lagunya enak didengar kalo kata orang Sunda mah Laguna ngenaheun betul apa betull. Sebenarnya ini semua mengekpresikan perasaan mereka yang galau karena cinta beda agama.
Cinta itu fitrah, karena pada manusia ada gharizah atau naluri termasuk naluri mencintai dan dicintai (gharizah Nau). Tapi gimana kalau cinta sama orang yang beda agama? Kan cinta itu buta dalih mereka yang cinta beda agama.
Sob, dalam Islam jelas nikah beda agama diharamkan, dalilnya surat Al-Baqarah ayat 221;
Artinya: Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu.Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. {QS. Al-Baqarah (2);2}.
Ada satu kisah ringkas cinta teladan yang mengharukan tentang ketulusan dan kesucian. Berasal dari putri Rasulullah Saw yaitu sayyidah Zainab binti Muhammad yang merelakan cintanya pada agama.
Sayyidah Zainab menikah dengan pria dari Syam Abul Ash bin Rabi sebelum nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Rasul. Kala itu belum ada perintah larangan nikah beda agama. Pada saat usia nabi Muhammad Saw 40 tahun diangkat menjadi Rasul dan mendapatkan Wahyu istri Rasul sayyidah Khadijah dan semua anak anaknya memeluk agama Islam dan membaiat Rasulullah. Sayyidah Zainab masuk agama Islam namun sayangnya suaminya tetap bersikeras menganut agama nenek moyang.
Pada saat terjadi perang badar, Abul Ash yang masih termasuk pasuka Quraish ikut berperang memerangi Rasulullah dan umat Islam. Perang yang dimenangkan kaum Muslimin itu membuat Abul Ash dan pasukannya menjadi tawanan, dan banyak lainnya yang tewas di medan perang.
Namun Zainab adalah orang terdepan yang berjuang membebaskan sang suami. Suatu hari Zainab menemui Rasulullah dan memintanya membebaskan Abul Ash, sebagai gantinya dia merelakan kalung, hadiah pernikahan dari Khadijah, agar suaminya dapat dibebaskan. Rasulullah memberi syarat pada Abu al Ash. Syaratnya, jika dilepaskan, Abu al As mau meninggalkan Zainab. Akan tetapi, ia boleh bersama Zainab apabila ia mau memeluk Islam, tanpa suatu paksaan.
Sayangnya, Abu al As tetap memegang teguh agama nenek moyangnya. Setelah dilepas, Abu al Ash kembali ke Makkah, ia merelakan Zainab untuk dikembalikan kepada ayahnya, Rasulullah, di Madinah. Ia diantar Kinanah bin Rabi' yang merupakan saudara kandung Abu al Ash.
Dengan berat hati Zainab mengikuti kehendak ayahnya dan memilih cinta dan rida illahi. Zainab adalah sosok wanita yang setia dan teguh pendiriannya terhadap Islam, meski ia harus kehilangan cintanya yakni sang suami Abu al Ash.
Pada saat Zainab hendak kembali pada Rasulullah, di saat itu ia sedang mengandung anak dari Abu al As. Perjalanannya menuju Madinah tak berjalan lancar, kuda yang ditumpanginya dibunuh oleh tentara quraisy hingga Zainab terpental jauh.
Zainab mengalami keguguran, rupanya selain meninggalkan sang suami di Makkah, Zainab juga harus kehilangan sang buah hati tanda cintanya dengan Abu al Ash.
Dengan susah payah Zainab akhirnya sampai ke Madinah bertemu sang ayah Rasulullah. Ia menjadi sangat murung karena harus merelakan suami tercinta, terlebih ia harus kehilangan bukti cintanya bersama Abu al Ash.
Beberapa waktu sebelum Fathul Makkah, Abul Ash memimpin kafilah dagang dari Syam. Lagi-lagi, seluruh hartanya disita kaum muslimin. Abu al As melarikan diri dan teringat Zainab, wanita mulia yang pernah menjadi istrinya itu, wanita yang dengan setia dan tulus mencintainya. Ia pun menemui Zainab dan minta perlindungan padanya, serta meminta bantuan Zainab agar harta yang dicuri dapat dikembalikan dan Zainab menyanggupinya.
Rasulullah mengatakan "Wahai putriku, muliakanlah tempatnya, jangan biarkan dia menyentuhmu, karena dia tidak halal bagimu selama ia masih musyrik."
Kaum Muslim yang mendengar kabar tentang Abu al As pun berbondong-bondong mendatangi Zainab dan meminta menyerahkan Abu al As. Dengan teguh Zainab mengatakan bahwa Abu al As telah minta perlindungan padanya maka ia akan melindunginya.
Beberapa kaum Muslim pun mecoba bernegosiasi, Abu al As akan mendapatkan hartanya asal memeluk Islam. Mendengar hal itu sontak membuat Abu al Ash menjawab "Sungguh buruk awal Islamku, jika aku mengkhianati amanah harta yang di percayakan padaku".
Kaum Muslim pun tetap mengembalikan harta Abu al As demi kemuliaan Rasulullah SAW dan sebagai penghormatan pada Zainab. Setelah mendapatkan hartanya dan harta orang banyak yang dititipkan, Abu al Ash pun kembali ke Makkah dan mengembalikan harta yang merupakan titipan.
Dan bertanya "Wahai kaum quraisy, masih adakah harta di antara kalian padaku?"
Namun semuanya menjawab "Tidak, semoga Tuhan membalas dengan kebaikan. Kami telah mendapatimu kamu seorang yang jujur dan mulia."
Abu al As kemudian mengucap dua kalimat syahadat dengan haru "Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Tiada yang menghalangi aku masuk Islam di hadapan Muhammad SAW". Abu al Ash mantap memeluk Islam dan kembali bersatu dengan wanita yang sangat ia cintai.
MasyaaAllah sungguh besar perjuangan cinta sayyidah Zainab. ketika kita merelakan apa yang kita cintai sebab mengikuti perintah Allah pasti Allah ganti dengan yang lebih baik lagi.
Jadi sob, ketika ada yang rasa cinta kepada orang non muslim maka kita ikhlaskan, dan pasrahkan saja kepada Allah. Sambil berdo'a agar diberikan pasangan yang Terbaik, jika memang dia orangnya maka buka kanlah pintu hatinya agar menerima cahaya Islam dan masuk kepada agama islam. Karena yang kita inginkan bukan hanya bersama di dunia tapi berjuang bersama untuk disatukan kembali di surga. []
Posting Komentar untuk "Dilema Antara Cinta dan Agama"