Kikir, Bukan Ciri Orang Beriman
Oleh: Mochamad Efendi
Gaes, nikmat terbesar dalam hidup ini adalah iman dan Islam. Maka jangan kau gadaikan nikmat terbesar ini dengan secuil perhiasan dunia, harta benda dan kekuasaan atau jabatan. Gaes, kalau seseorang mengaku beriman, pasti tidak kikir, enggan untuk menafkahkan sebagian rezekinya di jalan Allah.
Ciri orang beriman dijelaskan dalam dalam al-Qur'an, surat al-Baqarah bahwa mereka yang percaya pada yang goib, apa saja yang disampaikan dalam kitab yang mulia, al-Qur'an meskipun panca indra kita tidak mampu menjangkau untuk membuktikannya karena al-Qur'an tidak ada keraguan di dalamnya petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Kemudian mereka yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Allah sudah berikan, mereka itulah orang yang beruntung.
Sungguh tidak layak orang yang mengaku beriman tapi, kikir dalam menafkahkan hartanya di jalan Allah. Merugi orang-orang yang mengira harta dan juga jabatan yang diperolehnya bisa mengekalkan dia di dunia. Celakalah bagi mereka yang mana harta benda dan jabatan yang dipunyai melalaikan dia dari mengingat Allah dan membiarkan diri jatuh pada perbuatan dosa, melanggar aturan Allah.
Gaes, kamu baca dalam surat al-humazah, mereka adalah orang-orang yang dikutuk dan celaka karena dalam hidupnya hanya mengumpulkan harta benda dan menghitung-hitungnya namun lupa dengan kewajiban untuk menafkahkan sebagian rezeki di jalan Allah.
Gaes, jika iman masih di dalam dada, insyaallah terasa nikmat saat kamu bisa menginfakkan harta yang kau punya pada yang berhak menerima karena pada harta yang kita miliki pada hakekatnya ada hak orang lain. Mungkin secara hitungan matematika harta kamu berkurang saat kau menginfakkannya. Yakinlah gaes, harta kita tidak akan berkurang bahkan Allah akan melipat gandakan dengan balasan kebaikan jika kamu beriman dan yakin atas janji Allah.
Gaes, harta benda yang kau miliki saat ini hanya titipan dan tidak ada gunanya jika tidak beriman. Seperti yang dijelaskan di dalam al-Qur'an bahwa harta benda yang dimiliki Abu Lahab tidak berguna dan juga apa yang diusahakan karena dia kafir, mengingkari kebenaran apa yang disampaikan Rasullulah. Bahkan binasa kedua tanganya karena sudah memusuhi rasullulah dan ajaran lurus dan mulia yang berasal dari yang Maha Sempurna.
Kesehatan, kekuatan, pemikiran ataupun potensi yang kau miliki adalah rezeki dari Allah, termasuk juga harta benda yang kau punyai. Rezeki dari Allah harus digunakan untuk kebaikan yang diridhoi Allah. Waktu juga rezeki dari Allah yang tidak boleh disia-siakan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Gaes, harta kita yang sesungguhnya adalah apa saja yang kita infaqkan di jalan Allah. Itulah harta kita yang sesungguhnya yang kelak bisa menolong kita di akhirat ketika tidak satupun teman yang bisa menolong. Semua harta yang kita banggakan akhirnya harus kita tinggalkan kecuali apa saja yang dibelanjakan untuk kebaikan di jalan Allah.
Orang yang beriman pasti tidak kikir karena cinta pada harta benda yang berlebihan akan merusak keimanan seseorang. Perhiasan dunia yang ada diatas bumi disediakan untuk menguji manusia agar diketahui siapa yang lebih baik amal perbuatannya. Menafkahkan rezeki di jalan Allah adalah amalan baik yang menjadi bukti keimanan seseorang. Hanya orang-orang beriman yang mempunyai kepekaan sosial untuk membantu sesama yang dalam kesulitan.
Sementara pemimpin yang beriman adalah mereka yang mengurusi rakyatnya dengan kesungguhan hati. Mereka tidak memakai topeng pencitraan agar terlihat baik, peduli dan berpihak pada rakyat. Iman yang tebal dan kuat bersemayam di dalam dada seorang pemimpin akan membangun kesadaran untuk melindungi dan mengurusi rakyatnya dengan sepenuh hati karena panggilan ketaqwaan bukan pencitraan.
Namun, sistem kapitalis yang rusak sudah banyak menciptakan orang-orang serakah atas harta benda dan kekuasan dengan merusak keimanan mereka karena sikap kikir telah terukir dalam jiwa-jiwa kosong terutama yang jauh dari ajaran Islam yang mulia. Sifat phobia terhadap Islam yang dihembuskan oleh para penguasa dzalim yang anti Islam memicu umat yang kosong dengan nilai-nilai agama bersikap kikir dan tidak perduli dengan sesama. (reper/az)
Posting Komentar untuk "Kikir, Bukan Ciri Orang Beriman"