Menjadi Jomblo Bukan Akhir dari Segalanya
Oleh: Meutia Teuku Syahnoordin, S.Kom
Hai mblo…berapa lama sih kamu menjomblo? Em… sejak lahir kah? Atau baru aja. Hehe…sabar ya, akan indah pada waktunya kok. Menjadi jomblo memang bukan hal yang mudah, sulit banget loh mempertahankan status jomblo ini. Kenapa? Yah… kadang kita juga tergoda memiliki kekasih hati. Benarkah? Kalo hari gini kita gak pacaran apa kata dunia? Gak laku kata temen-temen segenk, belum lagi kata tetangga, yah si emak juga ikutan was-was karena anaknya tak kunjung disamperin laki-laki dan panas melihat anak tetangga jalan sama gebetan yang super kece naik motor GP. Oh no… kebayang ya, kalimat yang keluar dengan indahnya itu, sampai difikir “ kamu gak suka sama cowo ya?” waduh…gak segitunya juga yah…
Nah…memang gak semua seperti itu ya? Ada baiknya ortu juga memahami bahwa pergaulan anak jaman now sangat mengkhawatirkan. Lihat saja dalam berapa bulan selama pandemic, seharusnya sekolah aman dari kenakalan anak-anak, namun kenyataanya jauh banget. Pasti tau kan sekolah yang satu ruangan itu berserakan kondom bekas pakai, belum lagi ada anak SD yang melahirkan, astagfirullah…bikin geleng-geleng kepala aja.
Nah.. Kita sudah berada di jalur yang tepat loh, meski banyak cacian yang kita dapatkan. Ortu jaman old gak pake pacaran, bisa kog nikah dan gak pernah dikatain jomblo, kayak jaman now. Ini juga suatu yang bagus apabila diturunkan kepada anak cucunya tapi pake pamahaman Islam ya! Em..banyak dari kita yang sudah mengetahui bahwa pacaran itu hukumnya dosa dan haram…lah kenapa? Kok bisa sih, iya itu berdasarkan surat cinta dari Allah dalam al-qur’an yang artinya :
Dan janganlah kamu mendekati zina; (TQS. Al-Isra :32)
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang zina dengan larangan yang sangat keras. Jika banyak hal haram dilarang, zina bukan hanya dilarang namun juga dilarang mendekatinya. Jelas sekali ya peringatan dari Allah ini untuk melindungi generasi dari perbuatan maksiat yang bisa menghancurkan semuanya bahkan bisa mengundang murka Allah ngeri ya! Untuk itu sekarang dikenal kata taarufan (perkenalan), bagaimana cara kita saling bisa mengenal pribadi seseorang dengan jalan yang benar tanpa pacaran.
Namun seiring waktu sering dipelesetkan para remaja yang gak mau pacaran secara nyata maka menggunakan ini untuk menyembunyikan maksiat mereka. Sadar atau gak ini terjadi sebagai modus para lelaki untuk menjerat kaum hawa. Dari mengubah panggilan akhi..ukhti.. mengingatkan solat, yang katanya untuk kebaikan, sering telponan, sms-an. Dan perasaan mulai bermain didalamnya, Udah terlanjur sayang, tapi nyatanya di PHP si dia. Itu sudah menjurus kepada maksiat hingga berakhir dengan kekecewaan juga plus dosa loh!.
Padahal kenyataannya taaruf dalam Islam gak seperti itu, ada perantara diantara mereka yang dikontrol oleh pasangan yang mempertemukan mereka kelak. Ta'aruf ini akan berlanjut pada sebuah pertemuan, bukan hanya omong kosong tapi dituntut keseriusan dari keduanya untuk benar-benar mengikuti koridor syariat Islam. Pada pertemuan ini, tidak akan dilepas tangan begitu saja, seperti sinetron atau drama. Karena ini sesuatu yang berat yang harus dipertanggung jawabkan sampai akhir.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400)
Jadi kita gak usah bermaksiat mblo, kalo belum sanggup menikah dari pada buat maksiat dan di PHP si dia mending perbanyak puasa sunnah aja sembari terus berikhtiar. Perkara jodoh itu semua sudah ada pasangannya yakin aja deh, memang jomblo itu pilihan untuk menjaga kesucian kita. Karna lelaki soleh gak akan ngajak kamu pacaran berkedok taarufan tapi ngajak seriusan untuk langsung menuju pernikahan. Kamu mau jadi korban PHP?
Karena itu jadi jomblo bukanlah akhir segalanya, memang susah kalo jomblo tingkat akut bisa dicinut mak-mak sekomplek. Jadi bersabarlah insyallah pahalanya berlimpah, maka kita harus jadikan jomblonya kita berkualitas dengan aktivitas yang bisa bikin kita lupa lamanya menjomblo. Jadi jomblo juga bukan nasib buruk, jangan sampai deh, kamu nikah karena gak sanggup dengar ocehan tetangga kiri-kanan, atau factor umur atau ekonomi. Kamu gak akan bahagia percayalah, karena menikah itu butuh belajar mblo, cara mendidik anak, mengelola keuangan, dan menjadi sahabat bagi suami dan anak, dan tetap berbuat baik pada mertua dan keluarganya. Gak gampang loh, jadi jangan halu deh, mikir indahnya pacaran setelah menikah.
Selagi kita masih diberi kesempatan buat belajar mblo... ayo gunakan waktu itu sebaik mungkin. Jangan nanti pas datang, asal terima aja gak liat lagi bebet, bibit dan bobotnya. Padahal itu factor penting, seperti kecantikan, hartanya, keturunannya dan agamanya. Nah… yang agama ini menjadi prioritas utama dari ketiga hal itu, sulit sih mencarinya di tengah kerusakan saat ini. Namun bukan berarti gak mungkin ada kan!, sampai saatnya tiba mblo terus berikhitiar dan bersabar, biarkan saja cemohan itu mengalirkan pahala.
Jangan pula karena cemohan itu kemudian berpengaruh pada diri kita, membawa kita semakin jauh dengan Allah. Dan jangan pula mendekati zina berkedok taaruf, karena menjadi jomblo gak akan abadi selamanya dan bukan akhir dari segalanya, gak perlu merenungi nasib jomblo. Mereka itu bahagia kok dengan kejombloannya…hehehe... Wallahu ‘Alam. (reper/toriq)
Posting Komentar untuk "Menjadi Jomblo Bukan Akhir dari Segalanya"