Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tidakkah Kita Rindu Menjadi Umat Terbaik?


Oleh: Edy Purwanto

Tidak ada bosannya diri ini melihat, mendengar, dan membaca siroh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Seolah-olah bisa hadir ditengah-tengah mereka. Merasakan perjuangan mereka, kesedihan mereka, penderitaan mereka, dan kebahagiaan mereka. Seolah-olah terhipnotis oleh sebuah narasi perjuangan yang luar biasa. Sebuah perjuangan dari kehidupan manusia dengan peradaban yang rendah berubah menjadi kehidupan manusia dengan paradaban yang tinggi. Dan kemudian peradaban itu berubah menjadi sebuah peradaban yang terbaik di dunia.

Ya...manusia yang awalnya memiliki kehidupan yang normal dan harta yang berlimpah, tiba-tiba dihadapkan bahwa dihadapannya ada sebuah kehidupan yang nampak kacau dan rusak. Yang sama sekali bertentangan dengan agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim AS. Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah bapak para nabi ini menyembah hanya kepada satu Tuhan? Dan bukankah bapak para nabi ini membawa sebuah agama yang lurus. Inilah realitas yang terjadi saat itu. Singkat cerita manusia ini pun banyak menghabiskan waktunya untuk bertahanut. Siapa sangka justru disaat itulah ia diangkat menjadi seorang nabi dan Rasul.

Amanah yang sangat berat, menyampaikan kalam Tuhan pencipta alam semesta kepada seluruh manusia. Tidak seperti para nabi dan Rasul sebelumnya yang menyampaikan risalah Tuhan hanya untuk kaumnya. Beliau lah Rasulullah Muhammad SAW, manusia yang dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh manusia. Melalui lisan beliau lah banyak tersadarkan dan terbangkitkan pemikiran sebagian  kaum Quraisy. Lihat saja pengusaha besar Abu bakar, manusia bengis dan kasar Umar bin Khattab, pemuda kecil Ali bin Abi Thalib, serta orang yang tak kalah kayanya dengan Abu bakar yakni Ustman bin Affan. Mereka tersadarkan oleh seruan dari Rasulullah Muhammad SAW hingga menjadi pendukung seruan beliau dan bahkan menjadi pejuang Islam yang totalitas hingga Allah mengabarkan kepada mereka lewat lisan Rasulullah SAW bahwa mereka akan masuk surga tanpa hisab. Subhanallah...

Semangat perjuangan mereka sungguh luar biasa dalam mendakwahkan Islam, hingga kebiasaan-kebiasaan jahiliah hilang sama sekali, seperti riba, mengubur hidup-hidup bayi-bayi perempuan, judi, minum khamr, dan lain sebagainya. Kenapa ini bisa terjadi? Tentu saja bisa, karena pola pikir umat pada waktu itu yang awalnya jahil berubah menjadi pola pikir yang cemerlang. Sebab Islam menjadi kepemimpinan berfikir dalam pemikiran mereka, bahasa sederhananya Islam menjadi satu-satunya patokan dalam menyelesaikan berbagai macam bentuk dan jenis problematika yang melanda mereka.

Demikian lah keadaan ini hingga hampir 14 abad lamanya. Dalam kurun waktu itu Islam benar-benar tampak kemuliaan nya, umatnya menjadi umat yang terbaik, negaranya menjadi negara adidaya yang di segani oleh negara-negara lain, bukan sebuah negara adidaya yang lahir dari kebengisan atau kekejamannya.

Namun saat ini negara adidaya itu telah runtuh dan diganti oleh negara adidaya yang baru mulai dari Inggris, Uni Soviet kemudian Amerika hingga kini. Negara-negara itu berhasil menjadi sebuah negara adidaya karena ideologi yang diembannya. Ya benar... ideologi lah yang mampu membangkitkan sebuah negara. Namun kebangkitan ideologi yang diemban negara-negara seperti Inggris, Uni Soviet dan saat ini Amerika adalah kebangkitan yang semu. Kenapa demikian? karena ideologi ini berasal dari pemikiran yang berasal dari manusia yang lemah, terbatas, dan serba ketergantungan berbeda dengan Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Islam berasal dari Tuhan yang menciptakan manusia yang mustahil mempunyai sifat lemah dan terbatas apalagi ketergantungan.

Ideologi yang salah inilah yang menjadi kepemimpinan berfikir sebagian umat Islam saat ini. Jangan heran jika umat Islam saat ini bukanlah umat yang terbaik, bukan salah Qur'an nya tapi salah umat Islam sendiri. Segala permasalahan besar selalu menimpa umat Islam. Kelaparan, perang saudara, korban genosida, terjajah baik fisik maupun pemikiran dan masih banyak lagi. Inilah fakta yang terjadi, memprihatinkan memang.

Tetapi asa itu selalu ada jika umat ini ingin menjadi umat yang terbaik, mengalahkan umat-umat yang lain. Kembali kepada perjuangan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya yakni perjuangan untuk Islam yang totalitas. Jadikan Islam sebagai kepemimpinan berfikir bukan yang lain, atau malah mencampur adukkan Islam dengan pemikiran non Islam. Jika demikian ini dilakukan niscaya umat Islam akan kembali menjadi umat yang terbaik.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).

Tidakkah kita rindu menjadi umat yang terbaik? (reper/az)

Posting Komentar untuk "Tidakkah Kita Rindu Menjadi Umat Terbaik?"