Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAGER, Bikin Hidup jadi Berabe


Oleh: Rantika Nur Asyifa

Akhir-akhir ini, banyak banget para remaja yang jadi Kaum Rebahan. So, sobat pasti tau kan kaum rebahan. Yaaa, mereka jadi kaum rebahan karena terhentinya aktivitas akibat covid-19 yang masih merajalela di negeri ini. Nah, ga beda jauh  nih dengan kaum rebahan yaitu kaum MAGER. Mager itu malas gerak ya, akan kita kupas tuntas berikut ini, Check it out…

/Apa sih Gaya Hidup “Mager” itu ?/

Budaya mager ini nggak ada hubungannya secara langsung dengan kegiatan bikin pager di halaman rumah kita ya. Atau ramai-ramai ngetweet dan bikin status di ig dengan hastag (tanda pagar). Mager satu ini akronim dari kata malas gerak atau secara psikologi disebut procrastinating, sebuah kosakata yang tren di kalangan anak muda.

Namun sobat, budaya mager itu tidak boleh kita follow, karena menggambarkan gaya hidup remaja yang bermalas-malasan alias ogah ngapa-ngapain. Bawaannya pengen tiduran aja. Selonjoran sambil main hp dan buka sosmed. Tapi kebutuhannya harus terpenuhi.

Tapi wajarkan kalo kita sekali-kali mager ? pengen istirahat sejenak gitu kan. Wajar sih kalo sesekali, tapi kalo setiap hari, ini yang berabe dan keblinger. Nantinya ketika punya banyak rencana, nggak dilakuin karena mager. Pengen habiskan waktu bersama teman-teman, nggak bisa ikutan lantaran mager. Cuaca lagi bagus, pengen jalan-jalan tapi kaki nggak mau diajak jalan gara-gara mager. Hadoooohhh repot !

Salah satu penyebab populernya gaya hidup mager di kalangan remaja adalah pengaruh teknologi. Kecanggihan teknologi terutama yang berkaitan dengan dunia maya melahirkan perilaku remaja yang pengen serba instan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Cepat dan mudah. Apalagi dengan makin mudahnya akses dunia maya dan social media, segalanya bisa dikerjakan dari genggaman tangan dan hanya tinggal klik dengan satu jari. Tinggal instal aplikasinya, lalu akses layanannya. Nggak perlu mengeluarkan tenaga untuk beranjak dan bergerak.

Dikutip dari socialmediatoday, total waktu yang dihabiskan orang dimedia social terus meningkat. Remaja saat ini menghabiskan hingga Sembilan jam sehari di platform media social. Sementara 30% dari total waktu yang dihabiskan online sekarang digunakan untuk interaksi di media social, dimana sebagian besar waktu online menggunakan ponsel yaitu sekitar 60%.
Pengen makan, tinggal order via aplikasi dan minta tukang ojeg online untuk nganter ke depan rumah. Mau belanja kebutuhan sehari-hari, cukup berselancar di apps yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari, pilih barangnya, pesan sesuai kebutuhan, bayar via transfer online, lalu tunggu kiriman yang diantar kurir ekspedisi. Semua serba instan, hingga belajarpun instan, tinggal googling.

Walaupun sedang dalam pandemic begini bukan berarti kita benar-benar jadi kaum rebahan ya. Masih banyak ko kegiatan lain yang bisa kita lakukan walau di dalam rumah. Contohnya, mencoba resep masakan baru, membaca buku untuk menambah wawasan, membuat design, berkebun, dan masih banyak lagi.

/Bahaya Gaya Hidup “Mager”/

Sobat perubahan, tau ga sih bahwa data tahun 2013 lalu, angka penduduk yang memiliki perilaku kurang bergerak di Negara ini sebanyak 42% dari keseluruhan penduduk berusia di atas 10 tahun. Nah sobat, itu kan beberapa tahun lalu bisa jadi tahun ini angkanya terus meningkat seiring dengan kemudahan setiap orang untuk mengakses internet. Padahal, kebiasaan buruk mager ini sangat berbahaya bagi kesehatan lho. Nggak percaya ? yuk disimak seberapa berbahayanya mager itu.

• Meningkatkan resiko osteoporosis
• Mudah mengalami stress
• Tekanan darah tinggi
• Memicu obesitas
• Anti social

Nah sobat perubahan, itu tadi bahaya kita bergaya hidup mager atau jadi kaum rebahan. Bahaya banget kan ya. Ga mau kan obesitas atau osteoporosis kaya yang dialami nenek kita atau darting alias darah tinggi yang bisa mengakibatkan kepala pusing dan merasakan sakit yang lain.

Sobat, Rasullullah sallallahualahi wassalam mengingatkan kita dalam sabdanya
“Sesungguhnya tubuhmu punya Hak atas Dirimu.” (HR. Imam Muslim).

Tubuh kita bukan cuman harus istirahat saat terasa lelah bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari, tapi juga harus bergerak agar keseimbangan terjaga. Kebanyakan mager bisa bikin berabe and keblinger. Semoga kamu termasuk remaja yang anti mager. Jadikan kecanggihan teknologi untuk menunjang produktivitas, bukan malah bikin kita jadi malas. So, masih mau mager atau jadi kaum rebahan ? gak deh ya … (reper/ar)

Posting Komentar untuk "MAGER, Bikin Hidup jadi Berabe"