Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rindu untuk Ngaji


 Oleh: Mochamad Efendi


Karena kesibukan, lama tidak ngaji sehingga memunculkan rasa rindu, ingin berkumpul bersama teman-teman untuk mengkaji Islam. Ayat demi ayat kita pahami dan dikaitkan dengan kehidupan yang kita hadapi, sehingga tsaqofah keislaman kita bertambah. Kita jadi tahu apa kebiasaan yang salah, kemudian dengan sekuat tenaga kita tinggalkan. Sebaliknya, setiap kebaikan yang dikaitkan dengan Islam harus terus ditingkatkan agar kita termasuk hamba Allah yang dicintai olehNya. Jangan tunda nanti, saat ada rasa rindu didalam dada, karena lama tidak mengaji. Mengajak teman untuk mendapatkan pencerahan ke majelis ilmu adalah ghiroh yang harus terus dijaga ditengah kesibukan kita meraih nikmat dunia. Jangan sampai dunia yang semu dan menipu membuat kita terlena dan melupakan tujuan hidup kita yang sebenarnya. 


Sungguh senang bersama teman, bertemu lagi untuk belajar dan menggali ilmu tentang Islam agar kita tidak salah jalan dan tetap teguh di jalan yang benar. Duduk bersimpuh mendengarkan penjelasan tentang pentingnya mengaji bukan hanya untuk kepuasan akal, agar terlihat pintar dan menang dalam berdebat, namun yang lebih penting dari itu adalah agar kita tahu kebenaran hakiki dan agar kita bisa mengatur hidup ini dengan ajaran Islam yang lurus dan mulia secara kaffah. Kemudian, kewajiban kita yang tahu meskipun hanya satu ayat adalah menyampaikan pada teman yang lain dalam dakwah. 


Meskipun sedikit, hanya satu ayat kebenaran Islam harus disampaikan pada orang lain. Tabiat ilmu sama dengar air. Saat sumur, sumber air dibiarkan saja, tidak dimanfaatkan, air tetap saja tidak bertambah dan bahkan sering baunya tidak enak dan kotor. Begitu pula ilmu yang kita dapat jika kita sampaikan pada yang lain, Allah akan menambah ilmu kita. Ilmu yang  disampaikan dan dibagi pada yang lain tidak akan berkurang, tapi malah bertambah. Dan yang lebih penting lagi, pemahaman kita bertambah kuat dan pemikiran menjadi jernih. Jangan biarkan ilmu yang kita dapat hanya untuk konsuslmsi diri sendiri, tapi semua yang kita dapat harus disampaikan pada orang lain. Ilmu kita akan lebih bermanfaatkan saat kita bagi dengan yang lain.  Kita akan mendapatkan amal jariyah dalam usaha dakwah dengan menyampaikan kebenaran yang kita ketahui pada orang lain, kemudian dia tercerahkahkan, berubah dan hijrah.


Sungguh luar biasa saat muncul rasa rindu untuk ngaji. Merasa kurang pemahamannya tentang Islam sehingga perlu belajar agar bisa mengatur hidup dengan Islam secara kaffah. Menjadi pribadi Sholih  harus mau mengatur dengan Islam agar hidup kita mulia. Kemudian, perduli dengan yang lain sehingga terdorong untuk menyeru kebenaran yang berasal dari pemahaman yang benar. Cuek bukan kepribadian islami, tapi perduli dengan usaha dakwah adalah sosok muslim sejati agar kita bisa bersama-sama memasuki surgaNya. Perduli saat ada teman yang tidak miliki kepribadian Islami diajak untuk mengaji. Bersama-sama dalam komunitas mengaji meniti jalan dakwah membuat hidup lebih indah, berkah dan mudah. 


Meskipun hanya berdua, ngaji harus terus kita lakukan. Jangan menunggu banyak orang, namun yakinlah kebaikan yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia. Tetap bersemangat untuk mengaji agar pemahamanmu tentang Islam lebih mantab. Langkah semakin yakin, tidak goyah karena pemahaman lurus dan terus meningkat. Keren, jika kita juga bisa mengajak teman pada kebenaran Islam. Ilmu akan bertambah dan jernih karena dakwah.


Mengaji harus Istiqomah dan tidak boleh berhenti karena bosan ataupun kesibukan dunia. Tumbuhkan rasa rindu untuk mengaji, perlahan tsaqofah keislaman bertambah, dan tumbuh menjadi sosok dengan berkepribadian Islam yang mantab. Setiadaknya satu minggu sekali selama dua jam, luangkan waktumu untuk mengaji. Datangi gurumu untuk mencari ilmu agama agar ilmu berkah dan terus bertambah. Jangan takut bertanya jika tidak paham agar pemahamanmu tuntas. 


Rindu mengaji, keinginan mulia tidak boleh ditunda. Segerakan dan minta waktu dan kesempatan guru kita untuk bisa membimbing mengaji. Tidak usah malu, guru kita pasti senang dan bangga pada remaja yang mengajukan diri untuk mengaji. Kebanyakan remaja biasanya senang jika diberitahukan bahwa ngajinya libur karena ustadnya ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Biasanya, ngajinya terpaksa sehingga berat rasanya saat waktu ngaji datang. Waktu ngaji terasa lama, datang ngaji hanya untuk menggugurkan kewajiban. 


Gaes, remaja harus penuh semangat dan mendengarkan sungguh-sungguh saat sang ustad menjelaskan. Bila perlu ikat dengan mencatat saat ada poin penting yang perlu diingat. Jangan takut bertanya atas apa yang kurang jelas dan kurang dipahami, tapi jangan memotong pembicaraan, saat guru sedang menjelaskan. Adab dalam menuntut ilmu juga perlu diperhatikan, agar apa yang kita dapat bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah yang akan membawa kebaikan bagi mu di dunia dan mengantarkanmu pada sebaik-baik tempat kembali, surgaNya.


Gaes, ayo terus ngaji dan tumbuhkan rasa rindu untuk terus ngaji agar pemahamanmu tercerahkan, sehingga kamu mampu berfikir cerdas dan cemerlang dengan Islam. Gaes, tinggalkan kebiasaan buruk, dan ganti dengan kebaikan-kebaikan yang dikaitkan dengan Islam. Terus tingkatkan tsaqofah keislaman mu agar hidupmu lebih indah, berkah dan mudah. Jadilah pribadi yang tidak hanya Sholih tapi juga Muslikh. Tetap semangat mengaji dan jangan berhenti dalam kebaikan yang Istiqomah. Ngaji membuatmu hebat dan keren, generasi unggul yang tidak goyah dan terus mewarnai teman-temanmu dengan kebenaran Islam. []

Posting Komentar untuk "Rindu untuk Ngaji"