Miris, Kasus Remaja Bunuh Diri Semakin Banyak!
Oleh: Mochamad Efendi
Miris, banyak remaja yang bunuh diri! Seorang remaja berusia 15 tahun ditemukan tewas di apartemen di Cakung, Jakarta Timur. Polisi menduga korban tewas bunuh diri. Korban ditemukan pada pada Minggu (6/8/2023), sekitar pukul 21.00 WIB. ( https://news.detik.com/berita). Sementara itu di Bojonegoro, seorang remaja laki-laki ditemukan tewas gantung diri di kamarnya. Korban nekat bunuh diri diduga karena depresi ditinggal kekasihnya menikah. (https://www.detik.com/jatim/berita). Bahkan, pada hari kamis, 21 Desember 2023, telah diketemukan jenazah yg diperkirakan sudah 3 hari dalam keadaan kondisi membusuk dengan posisi gantung diri di gudang alat berat PT. Inter Tehnik Gemilang.milik Bpk. Zaki Gufron Dusun Buncitan RT 06 RW 03 Desa Buncitan Kec.Sedati Kab.Sidoarjo. Dan masih banyak lagi kasus bunuh diri dikalangan remaja akhir-akhir ini.
Lakon hidup tidak selamanya menyenangkan, sesuai dengan keinginan. Namun, masalah terkadang diperlukan untuk menempa diri agar bisa tumbuh menjadi sosok kuat yang tidak mudah menyerah dan putus asa. Bersabar adalah keputusan terbaik bagi seorang hamba yang beriman dan bertaqwa. Yakinlah, disetiap kesulitan ada kemudahan. Dan ingatlah bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.
Miris, jika sampai ada remaja yang galau, putus asa, depresi, dan akhirnya pada keputusan bunuh diri. Kasus bunuh diri banyak terjadi dikalangan usia remaja yang harusnya menjadi masa terindah dalam hidup. Pada usia yang masih belia, secara fisik masih kuat untuk melakukan apa saja yang disuka. Ini juga kesempatan baginya untuk melakukan berbagai aktifitas positif dan tentunya sangat menyenangkan. Lalu, apa alasannya sampai ada remaja depresi dan memutuskan bunuh diri.
Remaja harusnya mengukir prestasi untuk masa depan cemerlang, bukan larut dalam masalah dan mudah menyerah. Terlebih, sampai depresi dan bunuh diri. Semua itu terjadi, karena remaja dijauhkan dari pengangan hidup, agama. Remaja muslim ditakut-takuti agar jauh dari Islam, yang merupakan benteng bagi mereka dari pengaruh buruk lingkungan yang tidak Islami dalam sistem demokrasi. Islam adalah solusi fundamental untuk semua problematika hidup, sehingga dengan memiliki pemahaman Islam yang benar, seorang remaja akan mampu menyelesaikan masalahnya, bukan lari dari masalah, depresi dan akhirnya pada keputusan untuk mengakhiri hidupnya.
Jika demikian pedidikan agama sangat diperlukan untuk membentuk sosok remaja dengan kepribadian Islami. Remaja yang mau mengatur hidupnya dengan Islam akan mampu menghadapi problemtika remaja yang terus berkembamg. Jadi, sangat disayangkan jika mereka dijauhkan dari Islam. Mereka yang mengaji dan militan beragama dianggap bahaya dan radikal. Sementara kran kebebasan dibuka lebar, sehingga banyak dari mereka yang memiliki perilaku yang menyimpang dan melanggar ajaran yang lurus dan mulia. Mereka menjadi sosok remaja yang lemah dan mudah menyerah. Mereka suka bersenang-senang tapi tidak siap saat dihadapkan pada masalah sehingga memicu terjadinya kasus bunuh diri diusia dini.
Mereka pada usia labil dalam pencarian jati diri harusnya tidak dibiarkan sendiri, tapi butuh bimbingan agar tumbuh menjadi sosok kuat yang siap untuk berkarya dan berprestasi untuk masa depan yang gemilang. Keluarga yang menjadi tempat paling nyaman untuk mengungkapkan berbagai masalah tidak lagi menyenangkan. Sementara problematika remaja terus berkembang dengan arus global sosial media. Mereka hanya tahu cara untuk bersenang-senang tapi tidak mengerti untuk menyelesaikan masalah hidup yang mereka hadapi.
Negera seolah lepas tangan, apalagi gencarnya moderasi yang mencoba menghilangkan peran agama dalam pendidikan. Harapan terakhir adalah keluarga yang mampu memberikan kehangatan dan pendidikan yang benar. Keluarga diharapkan menjadi tempat nyaman untuk mengungkapkan berbagai permasalahan mereka. Sungguh, tragis jika mereka juga harus tinggal bersama keluarga yang bermasalah dan tidak peduli dengan pendidikan agama.
Hidup juga semakin sulit memicu banyak keluarga yang bermasalah. Masalah ekonomi yang menghimpit membuat banyak orang tua tidak perduli dengan anak mereka. Anak tidak mendapatkan kesih sayang dan perhatian di kedua orang tuanya, sementara lingkungan di luar juga memberi tekanan dan pengaruh buruk pada mereka. Beban keluarga yang ditanggung semakin berat karena harga kebutuhan dasar meningkat tidak diikuti dengan penghasilan, bahkan tidak sedikit yang menjadi korban PHK, kehilangan pekerjaan. Mirisnya lagi! kondisi serba sulit seperti ini beberapa waktu lalu juga telah memicu seorang bapak yang sampai tega membunuh empat anak kandungnya, kemudian dia berusaha untuk bunuh diri. Panca Darmansyah (41) dua kali berupaya bunuh diri usai membunuh keempat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kasus bunuh diri di usia dini hanya bisa dihentikan saat negara perduli permasalahan generasi. Negara harusnya menjaga mereka dengan mewujudkan kehidupan Islami yang akan membentuk penduduk satu negeri beriman dan bertaqwa. Semua itu hanya bisa diwujudkan ketika Islam diterapkan secara kaffah. Lingkungan yang baik dan keluarga yang menyenangkan akan manpu menghentikan meningkatnya kasus bunuh diri diusia remaja. Bahkan, sosok remaja dengan pemahaman cemerlang mampu mewijudkan masa depan gemilang dengan Islam. []
Posting Komentar untuk "Miris, Kasus Remaja Bunuh Diri Semakin Banyak!"