Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kemana Sebuah Persahabatan Akan Bermuara?


 Oleh: Wahyuni Eka Saputri 


“ Rangkul dia, genggam dia, tuntun dia, yang bisa membawamu lebih dekat kepada jalan taqwa. Pondasi utama dalam sebuah persabatan adalah Lillah. Membersamai didunia tak hanya ketika sedang bahagia namun saat duka sekalipun. Tak segan untuk memberi menasehati perihal agama. Kerena, ujung dari sebuah persahabatan adalah bagaimana bisa berkumpul dalam Jannah-Nya”


--- 

“ Apaan sih, datang pas butuh doang, dari kemaren kemana aja?”

“ Sebel deh, lagi susah aja ngabarin, pas seneng aja ga ngajak-ngajak”

Mungkin sebagian dari kita sering mendengar hal seperti diatas. Semacam dijadikan pelampiasaan. Saat susah baru datang, pas lagi seneng kita dilupain deh. Kaya gitu wajar ga sih ya? Hehe. Kebayang gimana jengkelnya kita saat tau pas punya teman semacam itu. Atau mungkin ada yang salah dengan pondasi kita saat membangun persahabatan? Atau malah niatnya yang ga bener? Dicek lagi yuk 


Banyak yang mengeluh saat menemui hal yang semacam itu. Coba kita ambil dari hal positifnya. Apa itu? Pertama, anggap saja bahwa mereka yang datang pada kalian saat butuh adalah mereka yang percaya bahwa kamu adalah sosok yang dianggap bisa membantu. Menjadi pendengar yang baik untuk setiap cerita yang mereka lontarkan, atau sekedar membantu mengurangi kegundahan dihati mereka. 


Kedua, bisa jadi mereka-mereka yang datang hanya saat membutuhkan adalah orang-orang yang menganggap bahwa kita adalah sosok yang bisa bijaksana saat menemui masalah. Masalah tidak hanya sekedar berupa materi, bisa jadi masalah mereka ada keterkaitannya dengan orang lain sehingga membutuhkan kita sebagai pihak ketiga untuk membantu meleraikan. 


Lalu? Bagaimana kedudukan sahabat di dalam Islam. Umar bin Khattab berkata, 


ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به 


“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]


Memiliki sahabat yang shalih/ah adalah suatu anugrah. Bila kita pahami perkataan Umar bin Khattab diatas, bahwasanya kenikmakmatan tidak hanya berupa limpahan materi dan gemerlap duniawi tetapi adalah dengan memiliki saudara muslim yang shalih/ah. Apa saja keuntungan memiliki sahabat yang shalih/ah, diantaranya adalah :


1. Sahabat yang baik akan senantiasa berani menasehati taktkala kita sedang berada dijalan yang salah tanpa harus merasa tidak enak.


2. Sahabat adalah gambaran bagaimana kita. Pepatah mengatakan bahwa “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)


3. Sabahat yang baik akan senantiasa mendoakan kita tanpa sepengetahuanya. 


Jadi? Kemana sebuah persahabatan akan bermuara? Yap. Jawabanya adalah ke Syurganya Allah. Berteman baik tidak hanya cukup sampai didunia saja, sebab tidaklah terputus tali-tali yang disimpulkan erat atas dasar kecintaan kepada Allah jua. Hubban Iimaanan, adalah sebuah ikatan persahabatan yang lahir batin, tulus saling cinta & sayang karena Allah SWT, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam-diam dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya.


“Teman-teman akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain, kecuali persahabatan karena Ketaqwaan” (QS 43:67)


Semoga, kita tidak hanya pandai menemukan, tetapi bisa juga menjadi sahabat yang baik untuk diri sendiri dan orang disekitar. Aamiin []

Posting Komentar untuk "Kemana Sebuah Persahabatan Akan Bermuara?"