Hilangnya Akal Sehat karena Kekayaan dan Jabatan
Oleh: Mochamad Efendi
Bermegah-megahan dengan rumah, mobil mewah dan barang-barang branded lainnya membuat seseorang kahilangan akal sehatnya. Walaupun diberi kelebihan harta, namun masih saja merasa kurang. Gaji tinggi jika dibandingkan rakyat biasa tapi masih terdorong untuk korupsi. Inilah bukti yang menunjukkan kelebihan rezeki tidak menjamin seseorang bisa bersyukur atas nikmat Allah yang tidak terhitung. Bermegah-megahan membuatnya lupa diri dan tidak lagi mampu berfikir sehat.
Beruntunglah jika masih sempat bertobat sebelum waktunya masuk ke kubur. Semua aset dan uang yang dikumpulkan yang dia pikir bisa menjamin hidup kekal, ternyata sia-sia karena hidup di dunia hanya sementara. Tidak sempat menikmati Semua yang dimiliki harus ditinggalkan dan tidak dibawa mati malah menjadi beban dalam perjalanannya menuju akhirat.
Fenomena penjarahan di rumah mewah anggota dewan harusnya menjadi pelajaran bagi kita semua. Gaya hidup mewah dan bermegah-megahan bisa melalaikan kita dari mengingat Allah. Padahal, kelak akan melihat sendiri neraka Jahim bagi mereka yang suka bermegah-megahan. Ingatlah orang terkaya, Qorun yang ditenggelamkan. Allah bersama hartnya.
Sebagai wakil rakyat harusnya mampu memperjuangkan hak rakyat untuk bisa hidup sejahtera bukan malah mengikuti gaya hidup hedonisme dan lupa dengan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya.
Kata-kata mencela juga keluar dari mulut-mulut mereka, para pejabat dan wakil rakyat. Menyebut tolol, rakyat jelata dan guru sebagai beban negara sungguh tidak patut diucapkan, padahal mereka dibayar dari pajak rakyat. Jabatan dan kekuasaan membuat mereka lupa diri. Bukannya memperjuangkan nasib rakyat tapi sibuk dengan rangkap jabatan untuk memperkaya diri sendiri.
Bersikap arogan saat berada di puncak kekuasaan. Jabatan hanyalah sementara dan pasti akan berakhir. Belajarlah dari sejarah bagaimana penguasa dzalim ditenggelamkan dalam kehinaan yang menyakitkan.
Sistem kapitalisme menciptakan para pejabat dan wakil rakyat yang kehilangan akal sehat. Mereka berpolitik hanya untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan meskipun tidak memiliki kemampuan untuk mengurusi rakyat. Mereka berfikir jabatan dan kekuasaan sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Mereka berfoya-foya dengan kenaikan gaji dan tunjangan di tengah-tengah penderitaan rakyat dengan kenaikan pajak yang brutal dan tidak masuk akal.
Sungguh kita merindukan pemimpin dalam sistem Islam yang berpolitik untuk mengurusi urusan rakyat. Mereka takut pada Tuhan Mereka dan menjadikan jabatan sebagai amanah yang harus dijalankan untuk mensejahterakan rakyat. Pemimpin yang takut makan uang haram, berfoya-foya di tengah penderitaan rakyat. Dengan penerapan Islam secara kaffah diharapkan akan terwujud "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr, satu negeri yang indah dan subur alamnya, dengan penduduk yang selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima. []
Posting Komentar untuk "Hilangnya Akal Sehat karena Kekayaan dan Jabatan"