Ramai Pemberitaan Penolakan Kajian Ustadz Hanan Attaki. Kenalin nih, Shift Gerbang Anak Muda Bandung Berhijrah
Suasana Masjid Al-Latief, Bandung petang itu dijejali jemaah. Mayoritas terdiri dari anak-anak muda. Dari penampilannya, mereka tidak nampak berupaya mencitrakan dirinya religius.
Mayoritas jemaah terlihat memakai pakaian anak-anak muda biasanya. Celana jeans, kaus, kemeja kotak-kotak. Ada pula yang mengenakan sweater produk distro lokal plus celana berbahan cino.
Waktu Salat Maghrib berjamaah tiba, salat pun dipimpin oleh seorang anak muda. Dia mengenakan kupluk untuk menutupi kepalanya, bukan kopiah atau songkok yang umum digunakan. Alih-alih mengenakan baju koko, sang imam menggunakan sweater dan celana berbahan jeans.
Usai salat berjamaah, ada yang memilih mendengar kajian dengan jumlah jamaah yang 'tumpah' hingga ke luar halaman masjid, ada juga yang berkelompok untuk tahsin atau belajar Alquran. Pemandangan itu mungkin jarang terlihat di masjid-masjid pada umumnya, ketika imam dan jemaah didominasi anak-anak muda.
Fani Krismandar alias Inong mengatakan Shift resmi dibentuk pada Maret 2015. Inong termasuk salah satu pendiri Shift bersama ustaz yang kini digandrungi anak muda berhijrah, Hanan Attaki.
Inong mengatakan Hanan sebenarnya sudah sering mengisi kajian di Masjid Al-Latief, Bandung sejak 2008 silam. Ada sekelompok jemaah yang rutin mengikuti kajian, salah satunya adalah Inong. Mereka singkat cerita tergerak untuk membentuk suatu kelompok.
"Kira-kira 30 orang lebih, tercetus niatan bagaimana bisa lebih diterima anak muda," ucap Inong saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di Masjid Al-Latief, Bandung, April lalu.
Fani Krismandar Suryatrilaga Kusuma Negara atau yang biasa dipanggil Inong (37), salah satu pendiri SHIFT dakwah kreatif komunitas Pemuda Hijrah. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Kelompok Ustaz Hanan Attaki dikenal dengan nama Shift Pemuda Hijrah. Isinya memang anak-anak muda yang memutuskan untuk lebih religius.
Namun, Inong mengatakan frasa Pemuda Hijrah bukan atas kesepakatan bersama. Mulanya, nama yang disepakati sebatas diksi Shift alias pindah atau berubah. Frasa Pemuda Hijrah digunakan akibat salah seorang anggota yang membuat domain untuk situs Shift.
"Pemuda hijrah ini sebenarnya agak kecelakaan karena ada salah satu teman kita ada yang tidak hadir rapat-rapatan gitu terus dia mendaftarkan nama shift sudah ada yang pakai domainnya. Jadi kita daftarkan pemuda hijrah terus aja sampai sekarang," ucap Inong.
Shift punya tekad mengajak anak-anak muda untuk lebih religius atau hijrah. Akan tetapi, mereka justru menghindarkan diksi hijrah itu sendiri. Inong beranggapan kata hijrah cenderung membuat anak muda menjadi takut belajar Islam.
"Kita menghindari kata-kata hijrah karena anak muda yang kita sasar ini, anak muda yang belum terlalu tertarik dengan Islam dan dia sudah pasti nanti mundur duluan kalau dengar namanya hijrah," kata Inong.
Jemaah yang tergabung gerakan dakwah kreatif komunitas Pemuda Hijrah (SHIFT) saat mengikuti kajian ustad Imam Nuryanto. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Kini, Shift sudah kepalang identik dengan frasa Pemuda Hijrah. Inong mengakui itu meski penggunaan frasa tersebut tidak direncanakan.
Demi mengakalinya, atau agar anak muda tidak sungkan bergabung, Inong dkk mendesain strategi komunikasi yang lebih familiar bagi kawula muda. Misalnya dengan pengemasan konten di media sosial yang disukai kaum milenial.
"Jadi harus membuktikan bahwa kami itu bagian dari kalian. Harus terasa banget teman, ya seperti anak muda yang seperti mereka. Makanya caption-nya, video visualnya, ustaznya, narasi di mimbarnya itu menyesuaikan bahasa anak muda," kata Inong.
Selain itu, Inong bersama Hanan Attaki juga berdakwah lewat pendekatan tren dan hobi anak muda. Ia dan Hanan kerap menyempatkan 'nongkrong' di tengah-tengah komunitas motor, skateboarder, BMX ataupun skuter hingga anak punk di Bandung dan kota-kota besar lainnya.
Strategi 'gabung nongkrong' mujarab membuat anak muda lebih terbuka bergabung bersama kajian hijrah dan lebih mengenal Islam.
Shift dalam waktu dekat berencana membuat pesan_trend yang akan memadukan masjid dan tempat penyaluran hobi anak muda di dalamnya. Lewat pesan_trend tersebut, lapangan skate board, panggung musik hingga kafe akan dibangun di dalam kompleks masjid.
Merchandise SHIFT, gerakan dakwah kreatif komunitas Pemuda Hijrah di Bandung. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Shift juga menjual merchandise seperti kaus, kupluk, jaket, topi dan beberapa aksesoris. Motifnya sangat kental dengan gaya anak muda. Mereka memiliki toko tak jauh dari Masjid Al-Latief. Hasil penjualan ini yang digunakan untuk 'bensin' dakwah hijrah ala Pemuda Hijrah.
Anggota Shift tidak pernah mengajak orang lain untuk hijrah secara gamblang. Menurut Inong, langkah tersebut cenderung membuat anak muda takut.
Anggota Shift biasanya tidak mengajak salat secara langsung ketika azan berkumandang. Mereka lebih suka dengan cara meminta izin untuk meninggalkan teman-temannya sebentar untuk salat di masjid.
Cara itu justru terbukti lebih ampuh membuat anak-anak muda lainnya penasaran untuk datang ke masjid dan perlahan-lahan belajar Islam. Masjid Al-Latief sendiri dibuka 24 jam. Muda-mudi yang bertato ataupun gondrong bebas untuk melihat langsung kegiatan atau kajian Islam pemuda hijrah di dalam masjid.
"Kami mau bawa anak-anak muda mencintai masjid dan melihat kegiatan kami. Biasanya masjid kan kalau lewat waktu Isya sudah dikunci, kita 24 jam, bisa menginap," kata Inong.
Inong mengatakan bahwa Shift berupaya mengajak anak-anak muda untuk lebih religius, tanpa terburu-buru menyodorkan pemahaman Islam secara mendalam.
Shift, misalnya, menghindari perdebatan halal atau haram. Inong mengatakan pembahasan halal-haram atau dalil neraka dan dosa-dosa besar akan membuat anak muda justru takut mengenal dan mendalami Islam.
Jemaah yang tergabung gerakan dakwah kreatif komunitas Pemuda Hijrah (SHIFT) saat mengikuti kajian di Masjid Trans Studio, Bandung. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Shift cenderung memperkenalkan anak-anak muda bahwa mendalami Islam atau menjadi religius itu sesuatu yang mengasyikkan. Dia mengibaratkan shift sebagai taman kanak-kanak (TK).
"Kalau diibaratkan Pemuda Hijrah itu seperti TK. PR-nya adalah biar si anak itu jatuh cinta dulu sama guru dan cinta sama sekolah," ucap Inong.
Ketika ada anggota Shift ingin mendalami fiqih dan dalil-dalil Islam yang lebih komprehensif, mereka umumnya mencari kelompok kajian baru atau naik kelas dari TK menuju jenjang yang lebih tinggi.
Inong mengatakan sudah banyak anggota Shift yang haus ilmu tentang Islam lalu mencari kelompok kajian lain. Shift sendiri tidak pernah menahan atau mencegah mereka untuk mencari ilmu di tempat lain atau ustaz yang lebih mumpuni dalam ilmu Islam.
"Misalnya yang ingin memperdalam sunah secara detail ada yang mau Jamaah tabligh atau salafi, ada yang langsung nahi mungkar ke FPI. Nah itu terjadi di luar kendali kita. itu terjadi secara alami," kata Inong. (cnn)
Posting Komentar untuk "Ramai Pemberitaan Penolakan Kajian Ustadz Hanan Attaki. Kenalin nih, Shift Gerbang Anak Muda Bandung Berhijrah"