Belajar Dari Semangat Muhammad Al Fatih
Oleh: Anhy Hamasah Al Mustanir (Pemerhati Media)
Semangat adalah keinginan untuk terus - menerus melakukan sesuatu yang kita yakini benar. Oleh karena itu, dalam melakukan aktivitas kita harus selalu barengi dengan semangat agar aktivitas tersebut tidak membosankan.
Tahukah kamu siapa yang paling banyak memiliki semangat dalam hidupnya? Mau tahu betul atau mau tahu benar? Jawabannya adalah pemuda! MasyaAllah semangat pemuda itu tidak bisa di anggap enteng ya karena di dalam jiwanya terdapat semangat untuk menaklukan mimpi maupun cita- citanya yang telah di tulis dalam hati ataupun buku diarinya.
Namun kadangkala semangat pemuda suka naik turun loh, kalau lagi naik apapun akan dilakukan, contohnya, ketika pertama ikut majelis ilmu rasanya dia selalu ingin bermajelis sehingga walaupun hujan dan terik matahari dia akan lalui agar bisa ketempat majelis ilmu. Namun jika semangat lagi turun maka dia akan senang bermalas-malasan atau istilah kerennya MaGer(Malas Gerak). Hal seperti inilah yang sangat dikwatirkan, maka dari itu kita mesti selalu jaga semangat itu agar tidak turun ataupun kendor. Bagaimanakah caranya?
Salah satu caranya adalah selalu melibatkan Allah dalam setiap aktivitas kita. Sehingga dorongan semangat itu tidak pernah pupus dan selalu deh membara apalagi kalau semangatnya Almustanir (cemerlang) tambah mantap lagi.
Oh ya! Di zaman dahulu ada loh pemuda yang semangatnya sangat melegenda bahkan sampai sekarang semangat itu masih membekas. Bahkan tak sedikit dari pemuda serta kalangan orang tua menjadikannya sebagai panutan dalam hal semangatnya. Siapakah pemuda itu? Dialah Muhammad Al Fatih Bin Murrad II.
Muhammad Al Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah. Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani. Bahkan juga ia juga dikenal salah seorang pemimpin yang tidak pernah meninggalkan sholat Tahajjud ya semenjak ia Baligh, luar biasa kan!
Pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M Muhammad Al Fatih diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah.Dan program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.
Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur
Singkat cerita, Muhammad Al Fatih akhirnya berhasil menaklukkan kerajaan besar Romawi timur tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel.
Itulah cerita singkat dari Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstantinopel, Masyaa Allah! Begitu semangat yang sangat membara sehingga ia mampu menaklukkan kerajaan besar pada masa itu. Oleh karena itu, sudah sepantasnya lah kita mengambil pelajaran dari semangat Muhammad Al Fatih.
Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk bermimpi besar. Namun sebaliknya buatlah mimpi yang sangat besar bahkan manusia pun akan menganggap itu hanya sebuah lelucon. Karena pada dasarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah berkehendak maka pasti akan terjadi. Untuk memulai mimpi yang besar itu, kita harus melakukan hal - hal yang besar pula dengan cara mengubah pemikiran kita akan pandangan hidup kita terhadap manusia, alam semesta dan kehidupan. Sebagaimana Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Ayat di atas sudah sangat jelas menerangkan bahwa ketika kita ingin berubah maka perubahan itu harus berasal dari kita sendiri. Karena perubahan yang berasal dari diri pribadi akan lebih bertahan bahkan Istiqomah di bandingkan perubahan yang berasal dari dorongan orang lain. Maka oleh karena itu, jika kita ingin mewujudkan mimpi kita haruslah dengan mengubah kebiasaan kita terlebih dahulu.
Misalnya saja ketika kita bermimpi untuk menaklukkan kota Roma maka yang harus kita lakukan adalah belajar seperti apa yang dilakukan Muhammad Al Fatih. Baiklah para pemuda yang dimuliakan Allah SWT, aku tunggu engkau berubah ya! Semoga aku, kamu dan kita semua adalah bagian dari sang penakluk kota Roma. Allah Akbar!
Mengutip kata bijak dari presiden pertama Republik Indonesia, Bapak Ir. Soekarno untuk para pemuda "Beri Aku Sepuluh Pemuda Niscaya akan Kuguncang Dunia". (reper/oky)
Posting Komentar untuk "Belajar Dari Semangat Muhammad Al Fatih"