Seberkas Cahaya Untuk Memaknai Hidup
Oleh: Cut Zhiya Kelana, S.Kom
Apa sih yang terlintas dibenakmu kalo ditanya bagaimana kamu memaknai hidup ini? Pasti jawabannya sangat bernilai donk kehidupan ini, sangking bernilainya kadang kita lupa gimana caranya untuk memanfaatkan semua itu dengan baik. Kita lebih sering membuang semua waktu itu untuk kehidupan yang pasti akan berakhir. Semua keindahan itu hanya fatamorgana, jadi apapun yang kita miliki tidak akan mampu menyelamatkan kita di yaumil akhir nanti atau di alam kubur. Karena kematian itu pasti, gak harus penyebabnya corona gaes bisa lainnya.
Jadi fikirkan sebaik mungkin, buat apa sih kita hidup didunia ini? benarkan Cuma untuk have fun aja, kalo udah tua gampang tinggal beli ramuan awet muda atau suntik botok atau operasi plastik kaya artis-artis itu. Nah loh… kalo iya punya uang, kalo gak punya mau ngerampok bank gitu. Gak kan, waras aja deh secara Allah juga melarang kita merubah ciptaan-nya. Beda ya? Kalo kita buat robot itu dengan ilmu teknologi gak masalah. Apakah operasi plastic gak dibolehkan? Boleh dengan syarat, bahwa kita operasi itu karena kecelakaan semisal luka bakar dll. Setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban, ingat ya itu pasti, kan adala malaikat yang nyatat amal perbuatan kita, so Allah itu gak pernah lupa gak seperti manusia yang sengaja melupakan dirinya.
Kita juga harus paham hakikat kehidupan ini ya gaes, untuk apa kehidupan yang kita jalani ini. Agar terjawab permasalahan terbesar dan paling mendasar dari seorang manusia itu apa? Nah… kita tau ya bahwa kita ini seorang hamba, untuk itu pasti ada sang pencipta yang terus mengawasi kita dengan kamera CCTV-nya 24 jam non-stop. Dan sang Khaliq juga lah yang mengatur kehidupan kita. Jadi gak bisa gaes semau diri kita aja. Emang dunia ini punya nenek moyang kita, lihatlah betapa amburadulnya dunia saat ini karena gak pake aturan dari sang khaliq. Baru virus kecil bisa memporak-porandakan kehidupan manusia loh, gimana kalo Allah nurunin malaikatnya yang bersayap itu…wah gak bisa dibayangi ya.
Allah berfirman yang artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Az-Zaariat : 56)
Jelas ya gaes, bahwa Allah ciptain kita dan jin itu buat beribadah, bukan yang lainnya. Nah kalo kamu masih mikir Allah captain kita buat senang-senang menikmati hidup yang Cuma secuil ini, wah sia-sia banget hidup loe. Nyampah banget, mengotori bumi ini dengan kemaksiatan. Makanya Allah itu kalo udah ngazab pedih banget, seluruh dunia merasakan dampak itu Cuma gara-gara satu manusia yang takabur seolah besok dia gak mati. Pliss… jangan buang hidup loe dengan cara yang gak baik gaes.
Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah-28 yang artinya :
“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepadanyalah kamu dikembalikan”
Nah kan, jadi manusia itu jangan sombong gaes, kalo buka karena izin Allah gak mungkin deh kita dapat kesempatan hidup dan merasakan indahnya dunia yang secuil ini. Gimana surga Allah lagi yang bener-bener indah luar biasanya. Gak akan mampu kita bayangkan lah nikmatnya itu. Tau gak gaes, bagaimana cara abu bakar menikmati hartanya untuk kehidupan duniawi ini. Ini sedikit ceritanya yang super saya bagikan gaes.
Dikisahkan pada perang tabuk Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menginfakkan sebagian hartanya untuk dakwah. Pada saat itu Umar berfikir untuk berlomba dengan Abu Bakar dari segi itu, maka pulanglah umar dengan hati gembira dan membagi setengah hartanya untuk keluarganya dan sebagiannya lagi untuk perang. Lalu Umar pergi menemui Rasul dan menyerahkan sebagian hartanya.
Rasulullah SAW berkata, "Wahai Umar, adakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?" Saya menjawab, "Ada ya Rasulullah."
Nabi bertanya lagi, "Apa yang kamu tinggalkan?" Saya menjawab, "Saya tinggalkan utnuk mereka setengah dari harta saya."
Kemudian, datanglah Abu Bakar RA, dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?"
Abu Bakar menjawab, "Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya."
Melihat hal ini, Umar berkata, "Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar."
Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi, dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan, saling berlomba dalam amal shaleh dan kebaikan sangat baik dan disukai. Kisah di atas terjadi menjelang perang Tabuk.
Nah…bedakan antara Umar dan Abu Bakar, yang berlomba untuk kebaikan saja kalah telak, masa iya kita mau berlomba-lomba melakukan maksiat. Kebayang gak gaes sorang artis seperti curt cobain yang bergelimang harta tidak bisa merasakan ketenangan hidup dengan kenyamanan dan bahagia bersama anak istrinya. Malah diatas panggung dia merasa kesepian luar biasa, hatinya kosong karena tidak adanya tuhan yang iya yakini sebagai petunjuk. Akhirnya dia memilih bunuh diri dengan cara menembakkan pistsol ke kepalanya. Tragis ya, malah dia ngomong sama teman hayalannya mencurahkan segalanya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada temannya itu. Aneh ya…
Jadi kita perlu memahami bahwa sesungguhnya manusia itu pasti akan kembali pada Allah dan akan dihisab. Bagaimana pun yang ia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, kematian itu tidak bisa dielak gaes, mau dihindari gimanapun tua dan mati itu pasti. Mau pake ramuan apapun tetap aja mati, dunia gak abadi. Allah nyuruh kita berfikir sebaik mungkin dalam segala hal ketika kita memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah -164 yang artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, kapal yang berlayar dilaut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan dia terbarkan didalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awannya dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-oarang yang mengerti”
Saatnya berfikir cerdas gaes, menikmati hidup itu dengan beribadah kepada Allah. Jangan sekalipun kita lupa bahwa tujuan Allah menciptakan kita dimuka bumi ini dengan segala keindahannya semata hanya untuk manusia itu. Dan bersyukurlah ketika Allah memilih kita menjadi salah satu dari ribuan orang untuk mendapatkan seberkas cahaya yang bernama akidah Islam. Untuk hidayah Allah nyuruh kita lebih peka untuk menangkapnya, bukan hanya menunggu. Percayalah hanya orang-orang yang beruntung bisa merasakan nikmat iman dan Islam. Wallahu ‘Alam. (reper/az)
Posting Komentar untuk "Seberkas Cahaya Untuk Memaknai Hidup"