Sakit, Ujian atau Teguran?
Oleh: Kunjung.S. (Komunitas Garis Bawah)
Ketika badan tiba-tiba terasa lemas, menggigil terpaan angin, otot tak berdaya, tulangpun tak kuat menyangga, suhu badan naik, pusing mengelilingi, lidah kecap terasa pahit, makanan dan minuman enggan masuk ke mulut dan dibalas mual, keringat dingin mengalir tanpa ampun... Dan tertulis dari cek sample darah medis "Anda Positif Typus-Istirahat Total. pesan seorang dokter kepada saya"
Manusia di dunia tidaklah kekal, diantara cara Allah mengingatkan hamba-Nya akan hal itu ialah dengan memberi nikmat sakit. Tidak jarang orang lalai beryukur atau malah berkeluh kesah ketika mengalami kesakitan.
Dalam hati bertanya sakit ini ujian atau azab dari Allah?
Dalam sakit Allah tarik beberapa perkara diantaranya kekuatan dan keceriaan kita. Lalu Allah tarik selera makan dan minum kita. Dan yang terpenting berbaik sangka dengan Allah tarik dosa-dosa kita.
Dan jika Allah memberikan kesembuhan maka kita akan diberikan kekuatan kita kembali. Seperti keceriaaan wajah kita, tapi Allah tidak akan mengantarkan lagi kepada kita dosa-dosa kita yang telah terhapus. Yang dalam kesimpulannya sakit adalah penghapus-penghapus dosa kita.
Rasulullah bersabda
“Tidaklah seorang muslim tertimpa oleh suatu yang tidak menyenangkan, sakit atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Dan dosanya akan berguguran sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Perkara yang perlu kita yakini ialah sakit merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Perlu benar-benar kita tanamkan dalam keyakinan kita yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan berupa hukuman adalah tanda kasih sayang Allah.
Jadi, sudah selayaknya bagi setiap Mukmin untuk kemudian bertambah imannya saat ujian itu datang, termasuk di dalamnya adalah ujian sakit yang merupakan bagian dari ujian yang menimpa jiwa. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang munafik yang tidak mau bertaubat atau mengambil pelajaran saat mereka diuji oleh Allah SWT.
Maka sudah selayaknya kita percaya saja kepada sang pemberi kehidupan bahwa sakit ini ujian atau teguran. Tinggal kita dari sudut mana menyikapinya. Dan tentu kita dalam kesehariannya sudah berusaha taat akan perintah dan larangannya.
Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Saat sakit itu mungkin bisa jadi waktu yang paling baik bagi kita menemukan kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Waktu yang tepat bermuhasabah diri dan dilanjut dengan bertaqarub pada sang pemberi kehidupan ini. (reper/ar)
Posting Komentar untuk "Sakit, Ujian atau Teguran?"