Manusia Itu Lemah dan Terbatas
Oleh: Edy Purwanto
Manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas, ia butuh sandaran sesuatu untuk menguatkan. Bagi seorang Istri ia butuh sandaran suami untuk menguatkan. Bagi anak-anak pun demikian ia butuh sandaran orang tua untuk membuatnya nyaman. Pun demikian seorang suami ia pun butuh sandaran seorang istri untuk menguatkan langkahnya. Yang lebih jauh lagi bagi seorang muslim ia butuh sandaran Allah untuk menenangkan hatinya.
Seatheis-atheisnya manusia ia masih butuh sandaran yang lebih kuat dan lebih besar dari dirinya, sekafir-kafirnya manusia pun demikian, ia butuh yang lebih hebat dan tangguh dari dirinya. Itulah manusia, ia masih butuh sesuatu yang lebih besar dan kuat dari dirinya dan itu adalah fitroh yang dimiliki oleh manusia. Manusia adalah lemah dan terbatas.
Jika fitroh yang dimiliki manusia itu dibiarkan lepas bebas tanpa aturan, manusia akan tersesat jalannya. Pun demikian jika fitroh itu tidak dihasilkan dari proses berfikir yang mendalam, ia akan liar dan tak terkontrol. Seorang pemikir sosialis komunis jika dibiarkan lepas bebas dalam berfikir, ia akan tersesat jalannya. Ia menganggap bahwa hidupnya adalah materi kalaupun ia mati ia akan kembali kepada materi ( tanah ). Tidak ada akhirat, tidak ada hisab. Ia akan terus melakukan kesalahan-kesalahan yang dianggapnya benar. Terus berbohong adalah sebuah kebiasaan.
Tidak berbeda dengan sosialis komunis, kapitalisme sekuler jauh lebih dangkal dari pemikiran sosialis komunis. Landasan berfikirnya adalah sekuler, kalau boleh penulis katakan mereka adalah kaum prasmanan ajaran agama. Namanya prasmanan ia akan mengambil apa yang ia suka dan membuang apa yang tidak suka. Ia masih percaya kepada akhirat, ia masih percaya adanya hisab, ia masih percaya bahwa kelak ketika mati ia akan kembali kepada Allah. Namun ada dimensi yang mereka langgar antara dia dengan Tuhannya.
Tuhan boleh mengatur dirinya terkait akidah dan ibadah, Tuhan boleh mengatur dirinya terkait tentang makanan, minuman dan berpakaian. Namun Tuhan tidak boleh hadir dalam hal hukum, muamalah, politik, dan pemerintahan. Tuhan tidak boleh hadir, aturan Tuhan tidak boleh ada dalam masalah itu. Inilah cara pandang mereka yang berhaluan kapitalisme sekuler. Sosialisme komunis dan kapitalisme sekuler benar-benar pemikiran yang sesat yang tidak sesuai dengan fitroh manusia.
Manusia lebih cenderung kepada kebaikan. Ia akan terus berfikir mencari jalan menuju sandaran yang paling kuat. Tuhanlah sandaran itu, Tuhan yang dihasilkan bukan dari angan-angan, Tuhan yang dihasilkan bukan dari nenek moyang namun Tuhan yang dihasilkan dari proses berfikir mendalam, sebagaimana nabi Ibrahim AS, menemukan Tuhannya dari proses berfikir yang mendalam.
Siapapun manusia, ketika ia punya akal yang sehat, saat ia butuh sandaran yang paling kuat ia akan berfikir tentang tiga hal. Darimana ia berasal? untuk apa ia ada di bumi ini? dan setelah tiada ia akan menuju ke mana? Jika sesuai dengan fitroh manusia, memuaskan akal, dan menenangkan hati, itulah jawaban yang benar. Kapitalisme sekuler dengan prasmanan ajaran agama dan sosialisme komunis dengan atheisnya, tidak bisa memberikan jawaban yang benar. Hanya Islam satu-satunya agama dan ideologi yang bisa memberikan jawaban yang benar. []
Posting Komentar untuk "Manusia Itu Lemah dan Terbatas"