Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Genosida Palestina


 



Oleh: Ghaziyah Athiyyah Rochmah 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), genosida adalah pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras. Genosida Palestina terjadi sejak tanggal 7 Oktober 2023 setelah serangan Hamas ke Israel yang kemudian diikuti oleh agresi militer  besar –besaran Israel di Gaza. Sejarah konfik Palestina-israel bermula dari awal abad ke-20, ketika kesultanan ottoman dikalahkan Inggris dalam perang dunia I, wilayah Palestina diambil alih oleh Inggris. Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour mendukung pendirian rumah nasional Yahudi di Palestina. Hal ini mendorong bangsa Yahudi dari berbagai belahan dunia datang ke tanah Palestina. 


Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil alih mandat atas Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris. PBB membagi wilayah tersebut menjadi dua negara, satu untuk orang Arab Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi. Hal ini memicu Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948 yang dimenangkan oleh Israel, yang mengakibatkan pembentukan negara Israel dan pengungsian rakyat Palestina.


Hingga hari ini Genosida di Palestina masih berlangsung yang mengakibatkan krisis kemanusian  yang mendalam diantaranya  diantaranya hilangnya nyawa puluhan ribu warga Palestina termasuk perempuan dan anak- anak. Ratusan ribu orang lainnya mengalami luka – luka bahkan menjadi penyandang disabilitas permanen. Seluruh wilayah Gaza mengalami kehancuran parah, Bangunan tempat tinggal, Sekolah, Rumah sakit dan infrastruktur penting lainnya rata dengan tanah. Hal ini membuat jutaan warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Blockade dan pembatasan pasokan logistik oleh Israel menyebabkan kelaparan yang meluas terutama di kalangan anak-anak.


Selain menimbulkan dampak fisik, genosida di palestina juga menimbulkan dampak mental bagi rakyat Palestina terutama anak-anak, yang meliputi gangguan stress pasca trauma (PSTD), kecemasan, depresi, ketakutan, kesulitan untuk fokus atau tidur, perasaan putus asa dan kerusakan perkembangan otak.


Secara keseluruan, genosida  di Palestina tidak hanya merenggut nyawa dan menyebabkan cedera fisik, tetapi juga menimbulkan luka mental yang mendalam dan berjangka panjang. Jadi, peristiwa genosida di Palestina menegaskan bahwa dunia masih membutuhkan keberanian untuk membela yang tertindas dan menolak ketidakadilan. []

Posting Komentar untuk "Genosida Palestina"